Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Konsultan

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Melanggengkan Silaturahim dengan Melupakan Utang

20 April 2022   16:25 Diperbarui: 20 April 2022   16:31 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melanggengkan Silaturahim dengan Melupakan Utang
Uang tidak dibawa mati, tapi bermanfaat di akhirat jika digunakan untuk membantu sesama. (Foto news.ddtc.co.id)

Melupakan setelah memberikan utang mestinya menjadi jalan tengah antara tidak mampu mengikhlaskan/ menyedekahkannya pada si pengutang, namun juga tidak mau menagihnya alias memberikan penangguhan atas utang tersebut. Melupakan telah memberikan utang pada orang lain adalah cara terbaik agar seseorang tidak tersiksa atas bantuan yang diberikannya pada orang lain.

Pada hakikatnya memberikan utang pada orang lain merupakan bentuk bantuan pada orang lain yang sedang membutuhkan. Dan kamampuan memberikan pinjaman atau utang tidak lain datang dari Tuhan. Tentu tidak akan mampu seseorang memberikan pinjaman atau utang pada orang lain jika Allah tidak memberikannya kemampuan. Baik kemampuan dalam hal materi maupun kemauan untuk memberi utang.

Melupakan utang yang diberikan pada orang lain memang terkesan tidak jelas, antara mengikhlaskan/ menyedekahkan utang tersebut atau sekadar memberi penangguhan saja. Memang lebih utama menyedekahkan/mengikhlaskannya. Tapi jika tak mampu melakukannya, melupakannya juga baik untuk menjaga hubungan dan silaturahim.

Namun, di atas semua itu semoga Allah memberikan kemampuan pada kita semua untuk bisa membantu orang lain tanpa utang. Atau memberi bantuan dengan status utang hanya untuk memotivasi. Maksudnya memberi utang pada orang lain tanpa niat menagihnya atau dengan niat mengikhlaskan/menyedekahkannya.

Semoga kita semua mendapat rezeki yang luas dari Allah Maha Kuasa. 

Wallahu'alam bishawab. (nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun