Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan πππππππππ dan π πππ πππππππ. Yuk, jadi Game Changer untuk lingkunganmu!
Hi Mbak Tutut, Untuk mengurangi sampah organik rumah tangga, lebih efektif mana: mengompos atau menggunakan maggot ? Terima kasih
Halo Mas Rully,
Wah, maggot ya, nama lainnya lalat tentara hitam (Hermetia illucens) atau Black soldier fly (BSF) memang dikenal sebagai dekomposer sampah organik.Β
Maggot diketahui bagus dan efektif untuk mengompos. Tapi saya sendiri belum pernah mencoba pakai maggot, karena memelihara makhluk hidup pastinya butuh perawatan seperti pengaturan suhu, kelembapan, cahaya, dan cara pemanfaatannya. Maggot juga rawan terhadap predator seperti semut atau binatang kecil lain.
Tapi kembali lagi ke preferensi masing-masing. Jika memang Mas Rully punya waktu lebih untuk memelihara dan merawat maggot, bisa banget dicoba untuk mengompos. Dari beberapa artikel yang saya baca, maggot sangat efisien dalam menghancurkan sampah organik, dan bisa mempercepat proses pengomposan dibanding metode tradisional.
Halo Mba Tutut, apakah penggunaan cairan EM4 dalam pembuatan pupuk bisa diganti dengan air cucian beras? Kalau bisa, Kira-kira seberapa banyak ya? dan berapa lama pupuk kompos siap digunkan? Terima kasih π
Halo Kak Muharika,
Betul, EM4 sebagai bioaktivator kompos bisa diganti dengan air cucian beras. Menurut banyak penelitian, air beras dipercaya mengandung asam amino, vitamin dan mineral, yang mana bagus untuk kompos.
Cara menggunakan air cucian beras bisa dengan dua cara:
1. Langsung menuangkan air beras ke kompos yang sedang diproses. Tidak perlu terlalu banyak, cukup semprotkan hingga kompos terasa lembap.
2. Fermentasikan air beras dengan gula merah dan tape. Rasionya adalah 1 liter air beras, dicampur 2 butir gula merah dan 2 butir tape yang sudah dihaluskan. Diamkan selama 1 minggu sebelum digunakan.
Selama proses fermentasi, bakteri baik dalam air cucian beras akan berkembang. Bakteri ini yang nantinya bertugas untuk memecah sampah organik di kompos.
Kompos akan jadi dalam 2-3 bulan ya.
Assalamualaikum mba Tutut, mohon berbagi tips terkait pemilahan sampah organik rumah tangga yang layak dalam pembuatan kompos. Terima kasih sebelumnya.
Waalaikumsalam Pak Krismas,
Untuk pemilahan sampah organik rumah tangga, bapak bisa membuat 3 tempat/kategori ya:
1. Sampah sayuran dan kulit buah
Ini adalah jenis sampah yang bisa langsung dikompos. Sebelum dibuang sebaiknya sayuran dan kulit buah dipotong-potong kecil terlebih dulu untuk mempercepat penguraian.
2. Produk hewani
Produk hewani seperti sisa tulang ikan, ayam, atau daging sebaiknya dipisahkan karena sampah ini tidak disarankan untuk dikompos. Produk hewani mengandung jamur dan bakteri sehingga bisa menguarkan bau tidak sedap yang dapat mengundang tikus. Alternatifnya, bapak bisa membuat lubang biopori untuk mengompos produk hewani.
3. Kertas dan kardus
Kertas dan kardus coklat yang mengandung sedikit tinta bisa juga untuk dikompos. Namun kertas yang penuh dengan tinta, atau kardus yang ada lapisan licin (plastik) tidak bisa dikompos karena sulit terurai.
Assalamualaikum mba Tutut, bagaimana mengatasi kompos yang terlalu basah karena terkena air hujan? kompos berisi materi coklat berupa daun-daun kering dimasukkan ke dalam karung, waktu hujan angin banyak yang masuk ke dalam karung
Waalaikumsalam Mba Rania,
Untuk mengatasi kompos yang terlalu basah bisa dengan dua cara ya:
1. Dianginkan / dijemur di bawah matahari
Sewaktu mengompos dengan karung dulu, setiap minggu biasanya saya jemur atau dibuka saja karungnya supaya terkena udara. Proses penjemuran ini bisa mengurangi air yang berlebihan di kompos, sekaligus meminimalisir bau busuk kompos.
2. Menambahkan material coklat yang kering
Material coklat seperti daun-daun kering, sekam padi, sekam bakar, cocopeat, serbuk kayu, potongan kardus/kertas, bisa banget menyerap kelebihan air di kompos.
3. Solusi terakhirnya adalah dengan memindahkan kompos ke wadah yang lebih tertutup seperti komposter drum atau ember. Dan pastikan juga tempat menaruh komposnya aman dari tampias hujan.
Selamat mengompos, Mba Rania.
Assalamualaikum mbak Tutut,misalnya kita memiliki komposter, tujuannya kan pupuk padat ya, sementara tiap hari kita selalu menambah sampah dapur. Apakah agar komposnya jadi, ada masa kita harus stop memasukkan sampah dapur?
Waalaikumsalam Mbak Indah.
Betul, ada masa kita stop memasukkan sampah dapur yaitu saat komposter kita sudah penuh.Β
Misalnya Mba Indah pakai komposter ember, pastinya dalam waktu sebulan ember tersebut akan penuh oleh sampah dapur kita. Jadi Mba Indah bisa stop masukkan sampah dapur dan biarkan kompos dalam ember untuk berproses. Sambil seminggu sekali diaduk dan dikasih EM4 supaya gak bau dan penguraiannya lebih cepat.
Tapi kalau Mba Indah pakai komposter drum yang volumenya besar, pastinya bisa dipakai utk jangka panjang. Saya pakai komposter drum dan sudah 3 bulan ini belum penuh. Nah, kita bisa terus masukkan sampah dapur dari atas, sekaligus panen kompos yang sudah jadi lewat lubang komposter drum di bawah.
Penampakan komposter drum bisa dilihat di artikel berikut ini ya. Semoga membantu, Mba Indah.
Cara buat obat pengusir tikus di sawah.apa baik kita gunakan.mohon info dan petunjuk
Halo Kak Zulkarnaini,
Untuk obat pengusir tikus di sawah mungkin bisa dicari langsung di google dan marketplace ya. Saya tidak pengalaman terkait hal tersebut.
Namun kalau bertanya cara mengusir tikus di kompos, Kak Zul bisa melakukan beberapa cara seperti:
1. Menambahkan material coklat untuk meminimalisir bau kompos.
Tikus atau hewan pengerat lainnya biasanya tertarik dengan bau makanan atau bau busuk. Karena kita mengompos sisa makanan dan melalui proses pembusukan, maka tikus tertarik untuk menggerogotinya. Jadi cara yang bisa kita lakukan adalah dengan menambahkan material coklat seperti tanah, sekam, daun-daun kering, serbuk kayu dan lainnya. Material coklat ini dapat menyerap bau tidak sedap dalam kompos.
2. Hindari memasukkan produk hewani dan turunannya seperti susu, minyak, dan lemak
Menurut beberapa penelitian, produk hewani dan turunannya rawan dihinggapi jamur dan bakteri. Kedua bahan ini apabila dibiarkan dapat mengeluarkan bau tak sedap. Pada akhirnya hama seperti lalat, belatung, dan tikus bisa berdatangan.
Jadi mengomposnya hanya untuk sisa makanan yang terbuat dari tanaman / produk nabati saja.Β Semoga membantu.
Pertanyaan k2 dari Azzam. Msh terkait limbah rumah tangga. Boleh minta tips dr mbak spy prilaku konsumtif yg dpt menimbulkan produksi limbah sisa makanan) di bulan ramadan. 3. bagaimana cr mengelola sampah trsbt dgn baik. Trm ksh
Baik Kak Azzam,
Perilaku konsumtif bisa dikurangi dengan cara bijak berkonsumsi ya, terlebih di bulan Ramadan dimana kita seharusnya menahan nafsu.
Kak Azzam bisa mempraktikkan beberapa cara seperti:
1. Belanja bahan makanan dan masak secukupnya.
2. Kurangi "war takjil" hanya karena lapar mata.
3. Berbagi makanan ke tetangga, teman, atau orang yang membutuhkan di jalan.
4. Memakai wadah sendiri untuk jajan takjil.
5. Dan yang terakhir adalah mengompos sisa makanan. Dengan mengompos, kita bisa meminimalisir sampah yang terbuang di TPA/TPST.
Kak Azzam bisa lihat panduan mengompos sederhana di artikel berikut ini ya.
Assalamualaikum, selamat malam, saya Azzam (nama pena) dari Lampung. Mau bertanya, bagaimana cara agar sampah tdk menumpuk di rumah saat bulan puasa, terutama sisa makanan. Adakah cara efektif untuk menanggulangi produksinya.
Waalaikumsalam, selamat pagi Kak Azzam.
Bulan puasa memang identik dengan meningkatnya konsumsi makanan kita. Bahkan KLHK sudah memprediksikan akan ada 20% peningkatan sampah makanan selama Ramadan.
Cara efektif untuk menanggulanginya tentu dengan bijak berkonsumsi seperti:
1. Belanja bahan makanan dan masak secukupnya.
2. Kurangi "war takjil" hanya karena lapar mata.
3. Berbagi makanan ke tetangga, teman, atau orang yang membutuhkan di jalan.
4. Dan jika makanan tersebut sudah terlanjur basi dan mau tidak mau harus dibuang, maka cara pamungkasnya adalahΒ mengompos sisa makanan. Dengan mengompos, kita bisa meminimalisir sampah yang terbuang di TPA/TPST.
Hallo Mba Tutut, mau tanya nih... Saya punya ayam, nah kohe nya mau dimanfaatkan jadi kompos, bagaimana caranya ya. Terimakasih
Halo Pak Jandris,
Kebetulan saya belum pernah buat kompos dari kohe ayam, jadi kurang berpengalaman.
Tapi setelah saya cari-cari info dan pelajari, cara pembuatan kompos dari kohe ayam kurang lebih sama seperti sampah dapur.
Kita tetap perlu 4 bahan dan prosedur yaitu:
1.Β Larutkan EM4 dan gula merah sebagai bioaktivator
2. Masukkan material hijau : kohe ayam
3. Masukkan material coklat : dedak atau sekam padi
4. Aduk merata dan diamkan di wadah tertutup selama 2 minggu sampai 1 bulan lamanya.
Semoga membantu, Pak Jandris. Selamat mengompos.
Halo, perkenalkan saya Mulia. Saya ingin menulis tentang pengelolaan sampah karena memang lumayan banyak sampah organik, untuk sampah basah itu apakah gapapa dicampur dg daunan kering?Lalu bagaimana cara biar ga bau?
Halo Mba Mulia, salam kenal.
Kalau boleh tau sampah basahnya itu berupa apa Mba? Dalam pengomposan kita pakai dua material: material hijau (sampah dapur / bahan organik lain) dan material coklat (daun-daun kering, tanah, sekam, serbuk kayu, dll).
Kalau memang Mba Mulia punya sampah dapur, bisa banget dicampur dengan daun-daun kering sbg material coklatnya.
Ada beberapa cara biar kompos gak bau:
1. Masukkan material coklat yang banyak. Perbandingannya 3:1 atau lebih. Material coklat yg kering bisa menyerap kelebihan air dan bau dari sampah dapur kita.
2. Tambahkan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan dan meminimalisir bau busuk. EM4 bisa dibeli di toko pertanian, harganya berkisar 25 ribu per botol.
3. Aduk-aduk kompos. Bau juga bisa disebabkan dari kompos yang jarang diaduk dan mengakibatkan udara bau terperangkap. Pastiin juga komposter kita punya lubang udara di sekelilingnya ya Mba, supaya sirkulasi udaranya lancar.
Semangat mengompos :)
Pertanyaan Anda sudah terkirim.
Apakah Anda yakin ingin menghapus pertanyaan ini?
Apakah Anda yakin ingin menghapus jawban ini?
lorem ipsum dolor sit amet adipiscing elite lorem ipsum amet consectetur lorem ipsum dolor sit amet adipiscing elite lorem ipsum amet consecteturlorem ipsum dolor sit amet adipiscing elite lorem ipsum amet consectetur