Anwar Effendi
Anwar Effendi Jurnalis

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mudik Online, Jangan Ada Dosa di Antara Kita

16 Mei 2020   15:06 Diperbarui: 16 Mei 2020   15:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik Online, Jangan Ada Dosa di Antara Kita
Ilustrasi silaturahmi virtual dengan video conference.(Shutterstock via KOMPAS.com)

Mudik itu sebenarnya bagian yang menyenangkan. Tidak peduli dengan kemacetan sepanjang jalan. Tiap tahun rutin dilakukan. Untuk bertemu dengan orang-orang tercinta di kampung halaman.

Saya dan keluarga merupakan pelaku mudik tahunan. Pindah tugas ke Bandung, membuat tiap tahun harus mudik ke Cirebon. Banyak suka duka yang dirasakan. Tahun 2005 merupakan mudik pertama, anak-anak menggunakan mobil, sementara saya dan istri menggunakan motor.

Tahun-tahun berikutnya, mudik menggunakan mobil dan dilakukan malam hari agar bisa menghindari macet. Walau tetap saja bertemu macet di daerah Sumedang. Saat ada Tol Cipali, mencoba juga mudik lewat jalur jalan bebas hambatan itu, tetap saja ada kemacetan. Akhirnya beberapa tahun ke belakang kembali menggunakan jalur jalan biasa, cuma mudik dilakukan pagi hari.

Tahun ini, mudik lewat jalur Tol Cipali atau kembali jalur Sumedang-Majalengka-Cirebon? Jawabannya, tahun 2020 mudik menggunakan jalur internet. Iyalah, pemerintah sudah mengeluarkan larangan untuk mudik, mana bisa sayang pulang kampung ke Cirebon.

Jadi ikuti saja apa yang sedang trend saat ini. Mau belajar, sekarang dilakukan secara virtual. Belanja untuk kebutuhan sehari-hari dilakuan secara virtual. Termasuk membahas rapat kerja urusan kantor masuk ke area virtual.

Namun, rasa-rasanya aneh juga kalau mudik jadi latah ikut-ikutan dilakukan secara virtual. Dimana letak dan rasa mudiknya. Tapi apa boleh buat, mudik virtual jadi pilihan yang tidak bisa ditolak. Apalagi melihat situasi dan kondisi saat ini, yang tidak memungkinkan mudik. Belum ada jaminan keamanan kita terbebas dari virus corona.

Siapkan fisik dan mental
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebelum mudik online dilakukan. Pertama harus adanya kesiapan fisik dan mental, baik orang yang ada di perantauan maupun orang yang ada di kampung halaman. Pastikan fisik kita dalam keadaan sehat, pada waktu yang akan dijanjikan sebagai mudik online. Jangan sampai pada waktu yang sudah disepakati, kondisi fisik kita tidak fit. Nanti akan merepotkan dan merusak suasana.

Demikian juga dengan mental kita. Hilangkan dulu sedu sedan kesedihan karena tidak bertemu secara fisik. Usahakan pada waktu digelar mudik online, suasana hati kita harus gembira. Keceriaan di acara mudik online sangat penting, karena sesuai dengan fitrah Idul Ftri, kita telah meraih kemenangan. Buanglah perasaan-perasaan yang hanya menimbulkan bad mood.

Nah kalau semua sudah siap untuk menggelar agenda mudik online dalam suasana gembira, tinggal melanjutkan ke tahap berikutnya. Pada tahap kedua, sebetulnya mudik online tidak perlu ribet. Asalkan punya jaringan internet atau handphone kita sudah terisi paket kuota, mudik online sudah bisa dilaksanakan.

Bagi kalangan yang berada bisa saja dengan memanfaatkan jaringan internet yang sudah tersambung ke rumah. Ini mungkin agak aman. Karena pelaku mudik online tidak perlu khawatir percakapan secara virtual terputus di tengah jalan. Jaringan internet memastikan kelancaran, dengan durasi waktu yang tidak terbatas.

Nah pelaku mudik online yang tidak memiliki jaringan internet, harus siapkan handphone terisi dengan paket kuota yang memadai. Beli paket kuota yang paling mahal, lagi pula ini dilakukan setahun sekali. Jadi jangan hitung-hitungan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian, akan terjamin percakapan secara virtual dengan lancar.

Langkah terakhir atau ketiga, ini menyangkut selera dan kemampuan. Pada dasarnya kalau sudah ada jaringan internet atau sudah beli paket kuota, kemudian punya handphone, mudik online langsung dilaksanakan. Urusan percakapan akan menggunakan aplikasi apa, itu tergantung selera.

Mungkin masyarakat umum, sudah cukup mudik online dilakukan dengan menggunakan aplikasi Whats App (WA). Percakapan orang yang di perantauan dan di kampung halaman lebih seru menggunakan video call. Masing-masing keluarga berkumpul, tinggal arahkan kamera satu per satu ke wajah orang-orang yang ikut percakapan mudik online. Selesai sudah.

Bagi kalangan yang berada dan melek teknologi, percakapan virtual makin banyak pilihannya. Mereka bisa menggunakan aplikasi Google Duo, Google Meet, Skype atau sekarang yang lagi trendy, aplikasi Zoom. Kelebihan aplikasi tersebut, bisa digunakan secara ramai-ramai dan terlibat aktif secara bersamaan.

Tapi akhirnya kembali lagi pada makna mudik yang sebenarnya. Momen mudik itu mempertemukan orang-orang untuk saling memberikan maaf. Nah, saat dilakukan mudik online, hayo jangan lupa untuk saling memaafkan dulu. Ingat ya saling memaafkan itu penting dan perlu, biar tidak ada lagi dosa di antara kita. (Anwar Effendi)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun