Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7
Sengatan Lebah dan Madu Bekal Tetap Sehat dan Prima Selama Ramadan
Kepopuleran lebah madu telah kita kenal sejak lama dikarenakan banyak memberikan manfaat bagi tubuh manusia secara menyeluruh, berdampak pada kebugaran fisik dan kesehatan kulit apakah itu wajah, atau lengan tangan dan kaki.
Untuk membuktikan bermacam manfaat juga khasiatnya cara yang paling praktis adalah Kita dapat melakukannya dengan mengonsumsi cairan kental manis secara rutin, hal tersebut ysudah sangat dikenal paling tidak sejak sekitar 1400 tahun lalu.
Kaum Muslimin khususnya memahami dan mengetahui khasiat lebah madu berdasarkan petunjuk dalam al Quran al kariim yang dalam realitasnya menjadi budaya turun temurun ribuan tahun yang lalu.
Penting sama – sama kita ketahui bahwa pada masa kenabian Rasulullah Saw ; Allah Swt mewahyukan ayat – ayat Nya disebutkan tentang makhluk bernama Nahl (lebah ) dalam al Quran menerima wahyu dari – Nya, berupa ilham untuk membangung kediamannya yang diperintahkan di Gunung dan di pohon.
“Dan Tuhan – Mu mengilhamkan pada lebah, “buatlah rumah – rumah (sarang) di Gunung – gunung dan di pohon – pohon dan dari apa yang dapat mereka jadikan atap”
(alQuran, An Nahl / lebah 16 : 68)
Dalam surat An Nahl tersebut Allah mewahyukan (mengilhamkan) pada lebah untuk membuat sarang di Gunung – gunung dan pohon – pohon (16:68) ; sarang – sarang lebah yang dibangun atas ilham Allah itu berbentuk segi delapan yang bertumpuk – tumpuk menjadikan ketercengangan para arsitek tingkat dunia. (Subhanallah !)
Allah mengilhamkan pada lebah cara pembuatan sarang – sarang yang menakjubkan itu sehingga menjadi kajian dan penelitian ilmiah para peneliti sampai masa kini.
Satu Ayat Tentang Lebah
“Kemudian makanlan bermacam – macam buah – buahan , maka laluilah jalan – jalan Tuhanmu dengan patuh.” Keluarlah dari perutnya minuman yang bermacam – macam warnanya, dan padanya obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
(alQuran, An Nahl / lebah 16 : 69)
Berdasar pengalaman para penggemar madu di seluruh dunia bahwa kualitas madu yang paling baik adalah madu hasil produksi lebah yang bermukim di Gunung – gunung sehingga para pemburu madu lebah gunung mereka berburu mencari petani lebah di gunung – gunung seluruh Indonesia juga seluruh dunia.
Bagi penulis dan keluarga meskipun Bulan Ramadan kali ini di tengah perasaan cemas dan kadang horor yang lumayan karena pandemi covid – 19; kami semua tidak lupa melanjut budaya masa lalu berikhtiar mengatasi sakit yang kadang bisa kita anggap ringan seperti flu, panas demam dan batuk cukup dengan menyiapkan madu di rumah, tentu saja madu berkualitas dari peternak di sekitaran gunung – gunung yang ada di Jawa – Barat,
Batuk, filek juga demam . . . maka madu menjadi solusi yang paling ampuh.
Kadarnya saja yang bisa kita tingkat jika ternyata pada akhirnya tumbang mungkin karena keletihan atau sebab udara yang ekstrim seperti saat ini di Bandung – Utara terasa sangat – sangat dingin sehingga butuh adaptasi ulang setelah sekian lama cuaca tidak begitu ekstrim.
Jika keluarga terserang batuk, penulis membuat ramuan cukup air hangat setengah gelas kecil, madu satu sendok dan 1-3 iris lemon biasanya dua atau tiga hari sudah lumayan reda kembali.
Atau jika kebetulan tidak ditemukan lemon, maka irisan jahe dapat menjadi alternative pengganti cukup diparut jahenya bisa yang sebesar jempol tangan kemudian disaring menggunakan saringan teh, campurkan sedikit air hangat plus madu.
Insha Allah berdasarkan pengalaman akan sembuh seperti sedia kala.
Secara pengalaman penulis diantara banyak kenyataan lapangan memanfaatkan pengobatan dengan madu, yaitu saat mempersiapkan persalinan putera / puteri kami. Minum madu secara rutin minimalnya satu sendok makan perhari itu sudah sangat membantu
Multy Manfaat Sengatan Lebah
Pengobatan dengan sengat lebah, bagi penulis dan seluruh keluarga di wilayah Ciburial – Dago Bandung telah dimanfaatkan puluhan tahun yang lalu, kemungkinan usianya lebih dari tiga puluh tahunan atau bahkan lebih.
Sehingga para santri, Ustadz dan Ustadzah sudah sangat terbiasa jika badan pegal – pegal bahkan batuk dan filek malas berobat ke Puskesmas dan pingin sembuh secara natural jalan pintas juga mudah disengat lebah dengan memperhatikan titik – titik syaraf sesuai ketrampilan yang dimiliki oleh beberapa Ustadz yang juga therapis.
Imajinasi kebanyakan orang jika disengat lebah itu mungkin menyeramkan atau agak sedikit horor; sesungguhnya jika sudah merasakan khasiat yang menakjubkan dari sengat lebah rasa sakit ditusuk jarum suntik itu teramat sepele, iya rasanya tidak lebih tidak kurang seperti itu.
Jelang Ramadan penulis mempersiapkan diri dengan cukup satu sengatan lebah saja dibagian lengan yang terasa seperti agak sedikit encok dan Alhaamdulillah saat ini terasa segar semoga bertahan hingga akhir bulan yang mubarokan.
Adapun selama Ramadan penulis untuk menjaga vitalitas tubuh selain sengat satu ekor lebah apis cerana (dikenal sebagai lebah jinak) cukup berbekal dungan stok madu dua botol agar bisa tetap menjaga stamina, meskipun kami semua tidak melakukan perjalanan ke luar rumah sekedar mundar mandir di pelataran pondok.
Heran . . . terasa letih juga fikiran dengan kondisi serupa ini #WorkFromHome, berasa gabut.
Namun penulis rasanya cukup yakin dengan sengatan lebah meskipun satu ekor saja sebagai salah satu cara menjaga imunitas tubuh secara personal.
Dan memang perlu juga sama – sama kita telusuri pendapat akademisi yang tertarik melakukan penelitian dalam hal sengat lebah sebagai mana dilansir dalam salah satu tulisan
Manfaat Racun Lebah Yang Tidak Terduga
ujar Swastiana Eka Yunita beberapa waktu lalu.
"Pengobatan alternatif menggunakan sengat lebah dalam terapinya saat ini marak dilakukan akan tetapi terapi dilakukan dengan menyengatkan langsung lebah ke tubuh dan cara ini menyebabkan lebah mati,"
Mungkin karena kurang beprikehewanan itulah mereka mencoba menciptakan sejenis gel yang kadarnya disesuaikan dan sebagainya . . . dan sebagainya, tentu saja penulis yakin ini untuk kebaikan manusianya, dan kelestarian alam agar tidak banyak lebah yang mati menjadi korban keganasan manusia. ( Ampun Gusti, beneran nambah dosa. Berapa ratus lebah mengalami keterbunuhan demi kesehatan diri hamba !)
Wassalam . . .
Ciburial, Bandung
6Ramadan 1441 H
28 April 2020 M
Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an Sebuah Tafsir Sederhana
Jilid : 8 p.578 - 584
Penerjemah : Salman Nano
Penyunting : Andri Kusumayadi.
Penerbit : Al Huda : 2005