Pernak-pernik Lebaran yang Sayang untuk Anda Lewatkan
Lebaran tinggal menghitung hari, semakin dekat maka semakin sibuk kita mempersiapkannya. Selain kue dan baju lebaran tentu yang tak kalah pentingnya adalah sangu untuk mudik bagi yang ingin pulang kampung.
Saya contohnya, mempunyai lima saudara yang semuanya berjauhan. Saya anak pertama berada di Tuban, adik saya di Jakarta, adiknya lagi di Klaten, adik nomor empat di Jambi, dan yang terahir berada di Ponorogo bersama Simbok.
Sejak pandemi melanda kami lima bersaudara tidak mudik, otomatis tidak saling bertemu. Lebaran ini semoga menjadi hari kemenangan, hari yang ditunggu oleh Simbok yang sudah dua tahun tidak bertemu dengan putri-putrinya.
Saya tahu simbok yang berada di kampung pasti sangat kangen dengan kami berlima. Alhamdulillah walaupun hanya dengan video call kami masih bisa menyapa. Lebaran tahun ini akan sangat bermakna bagi Simbok. Beberapa hari yang lalu sudah menanyakan kapan anak-anaknya pulang.
Di kampung tempat saya tinggal masih ada adat "Mbarak", adalah kegiatan saling silaturrahmi dari tetangga satu ke tetangga yang lain dengan rombongan, misalnya kaum pemuda mempunyai group sendiri, anak-anak-sendiri, kaum adam sendiri, dan group emak-emak sendiri.
Bisa dibayangkan bagimana asyiknya kita saling bertemu, saling berkunjung menikmati aneka jajanan yang disuguhkan. Setiap rumah akan menunjukkan ciri khas makanan yang menjadi andalan tuan rumah, misalnya rumah si A, pasti ada Tahu petisnya, rumah si B pasti ada rujak coleknya dan lain-lain. Semua menambah keseruhan lebaran yang menjadi icon yang dikangeni.
Adakah yang harus disiapkan untuk mudik?
Menempuh perlajanan yang cukup jauh harus disiapkan secara matang. Menghindari tidak adanya barang yang tertinggal maka buatkan daftar barang bawaan yang harus disiapkan, misalnya baju ganti, peralatan mandi, obat-obatan, charge HP, aneka cemilan, dan yang tak boleh ketinggalan adalah biaya transportasi atau sangu mudik, oh ya jangan lupa kartu vaksin barangkali dibutuhkan di perjalanan.
Jika mengendarai kendaraan sendiri pastikan dulu kesiapannya, jika perlu bawa ke bengkel agar kendaraan benar-benar dalam kondisi prima. Saya sendiri selalu membawa kendaraan ke bengkel sepekan sebelum keberangkatan untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan di sepanjang perlananan.
Misalnya, mogok di jalan atau tiba-tiba AC mati dan lain-lain.
Berikut pernak-pernik lebaran yang terjadi di lingkungan kita.
Lebaran identik dengan baju baru.
Seperti yang saya sampaikan di atas lebaran identik dengan baju baru. Walaupun sebenarnya tidak ada syarat untuk memakai baju baru apalagi untuk pamer baju. Sebenarnya ini hanyalah tradisi yang turun temurun sejak dahulu. Simbok saya misalnya selalu membelikan baju baru ketika lebaran tiba.
Bagi simbok membelikan baju baru untuk kelima anaknya menjadi hal yang tidak boleh ditinggalkan, malah kadang-kadang Bapak saya yang tidak kebagian jatah baju baru. Maklum mungkin karena keterbatasan uang pada waktu itu. Biasanya simbok bilang; "Wis sing tuwo ngalah, gak usah pakai baju baru sing penting anak-anak dibelikan".
Saat ini setelah saya menjadi orang tua, juga mempunyai tradisi yang sama dengan Simbok. Sayapun membelikan baju baru untuk anak-anak saya. Perasaan saya juga sama, "Yang penting anak-anak pakai baju baru, kami yang sudah tua ngalah saja".
Mungkin karena sudah tradisi, jika tidak memakai baju lebaran rasanya kurang pede saja, padahal kita tahu bahwa sebaik-baik pakaian bagi seorang muslim adalah pakaian takwa.
Seperti yang terdapat dalam alquran surat Al-A'raf ayat 26 yang berbunyi : Hai anak adam, sesungguhnya kami turunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.
Lebaran selalu ada kue
Lebaran juga identik dengan kue lebaran. Bahkan saya sendiri ikut arisan jajan untuk menyiapkan kue lebaran di meja tamu. Aneka kue dan cemilan tertata rapi di ruang tamu. Sekarang zaman sudah modern segala macam kue bisa kita peroleh lewat pedagang kue yang dijajakan sepanjang jalan, di toko maupun di super market.
Zaman kecil dulu, saya sering membantu nenek membuat olahan kue sendiri, seperti jenang atau dodol, kripik pisang, madu mangsa, tape, juga sandariyah, makanan khas yang terbuat dari olahan singkong yang diparut.
Sekarang zamannya sudah serba enak lan kepenak, tinggal browsing di google jajan dan aneka kue kesukaan bisa langsung diantar ke rumah. Untuk mudik kali ini saya juga menyiapkan kue lebaran, satu paket kumplit untuk Simbok, satu paketnya lagi untuk mertua. Ini yang selalu saya siapkan setiap tahunnya.
Lebaran menjadi ajang silaturrahmi
Lebaran tahun ini akan sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, setelah melewati masa pandemi yang melarang mudik tahun lalu, saat ini akan terobati. Ajang silaturrahmi ini akan sangat terasa karena sudah dua tahun tidak bertemu. Perasaan kangen tentu menjadi suasana yang mengharukan.
Tak ada yang harus dipamerkan, bahkan saling memberikan kabar baik kepada simbok adalah hal penting yang harus disampaikan. Kami dari lima bersaudara selalu menjaga perasaan Simbok jangan sampai seorang ibu mendengar pahitnya kabar dari anak-anaknya di perantauan yang jauh di sana.
Semua kami lakukan untuk menjaga perasaan Simbok agar anak-anaknya tidak menjadi beban pikirannya.
Lebaran saatnya berbagi
Anak saya tiba-tiba menanyakan, "Mama kapan kita ke rumah nenek?". "ya nanti kalau sekolah sudah libur", jawabku menghiburnya.
"Memangnya kenapa Adik ingin ke rumah nenek?"
"Kalau pas lebaran kayak gini saya banyak uang Ma, orang-orang suka kasih sangu"
Adalah percakapnku dengan anak bungsu yang masih kelas satu Sekolah Dasar pagi ini. apa yang disampaikan anak bungsu tidak salah, memang biasanya lebaran adalah saat berbagi sangu. Walaupun nominalnya tidak banyak namun menjadi tradisi orang-orang yang dikunjungi biasanya memberikan ampau kepada anak kecil yang ikut bersilaturrahmi.
Jika dalam satu hari ada dua puluh rumah yang dikunjungi maka dia akan menadapat dua puluh ampau. Walaupun tidak semua memberikan sangu namun bisa dipastikan sebagian besar mereka memberikan ampau.
Biasanya karena masih ada hubungan kerabat yang masih dekat. Bisa cucu, keponakan, atau anak saudara sepupu, atau anaknya teman yang sudah akrab.
Lebaran bisa menjadi ajang ketemu jodoh
Ini bukan cerita klasik, saat lebaran saatnya bertemu saudara yang jauh, atau teman yang sudah lama tidak ketemu. Nah, dari pertemuan itu selalu ada momen yang bisa diceritakan. Saling menginformasikan kalau anaknya sudah gede, sudah waktunya menikah.
Dari obrolan yang ringan ternyata ada teman atau saudara yang tiba-tiba berniat untuk menjodohkan anak saudara yang jauh atau anak temannya. Saya sendiri ketika bertemu dengan mantan pacar( suami) juga dikenalkan pas lebaran.
Sepupu dari Bapak saya mempunyai anak yang sudah waktunya menikah, eh dipertemukan dengan saya, dari pertemuan itulah lebaran menjadi momen ketemu jodoh.
Bapak dan Ibu, mungkin masih banyak lagi pernak-pernik yang sayang untuk kita lewatkan selama lebaran, Bapak Ibu bisa menambahkan sendiri sesuai dengan tradisi dan pengalaman yang sudah berjalan di lingkungan Bapak Ibu.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, juga selamat menyiapkan lebaran bagi yang merayakannya. Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.