10 Nostalgia Masa Kecilku Saat Ramadhan
"Allah Allahumma sholi wassalim 'ala Sayyidina wa maulana Muhammad". Secara terus menerus sampai sang imam sholat datang untuk iqomat. Pujian tersebut juga dilakukan secara bergilir.
Bahkan sangkin pengin banget pujian, sampai mic spekernya menjadi rebutan. Alhasil kabel micnya terputus dari mesin amplifer karena ditarik sana ditarik sini.
Saya beserta lima teman lainnya diomelin oleh sesepuh warga setempat dan dijewer kupinge lalu dinasehatin agar pujiannya tidak usah teriak-teriak dan juga ganti-gantian dengan teman lainnya dan juga agar jangan berebut micropon.
3). Sholat Taraweh Guyonan
Inilah yang sampai sekarang jika mengingatnya menjadi senyum-senyum sendiri. Pasalnya, selama sholat taraweh berjalan tidak pernah selesai dengan sempurna satu pun karena guyonan terus.
Ketika sholat taraweh pun tidak pernah bener. Jadi antara kaki Saya dengan kaki teman itu pasti beradu betis, temen si yang mulai duluan. Jadi kek panco tapi pakai betis. Hahaha..
Sehabis iqomat memang sudah diberi peringatan oleh sesepuh setempat agar jangan bercanda ketika sedang sholat. Namun lagi dan lagi namanya juga anak-anak paling dijawab iya-iya doang.
Bahkan pernah satu shof jamaah sholat taraweh ambruk karena sangkin rapetnya. Ini ulah teman Saya yang kala itu yang jahil dan nakal. Jadi pas mengucapkan "sami Allahuliman hamidah" mau sujud langsung didorong sama temen. Ambruklah sepuluh orang.
4). Ngumpetin ponggol takjil
Ponggol adalah nasi bungkus dengan daun pisang berisi nasi dan lauknya. Ini sudah menjadi tradisi juga dikampung saya setiap hari mengadakan buka bersama di Mushola.