10 Nostalgia Masa Kecilku Saat Ramadhan
Sebelum bedug maghreb tiba, Saya beserta lima teman lainnya sudah ngumpul di Mushola dengan niat ngaji ta'lim sore sebelum berbuka puasa.
Selesai ta'lim bersama, biasa jadwal untuk ta'jil sudah ada bagiannya masing-masing perorang 5 ponggol jumlahnya. Jam 6 kurang 10 menit tapi ta'jil belum datang dan akhirnya Saya disuruh untuk mengambil ta'jil tersebut.
Saya dan teman mengambil ponggol (nasi bungkus) kerumah orang sekitar mushola. Satu orang 5 ponggol berarti 2 orang 10 ponggol. Namun yang dua oleh temen Saya diumpetin pakai sarung digondol lalu bawa pulang sebelum kembali mushola. Tentu saja pada nanyain kurang dua tapi tidak ada yang tahu kalau ponggolnya saya curi. Haha..
5). Mencicipi Masakan
Kebiasaan yang ini juga sering dilakukan ketika Saya masih kecil saat bulan Ramadhan. Ibu sedang memasak didapur untuk menyiapkan menu berbuka puasa.
Setelah semua kumpul untuk berbuka puasa, terutama Ayah Saya yang bilang pertama "masak kok asin banget seh". Ibu lalu menegur Saya dengan marah.
Merasa bersalah Saya diam seribu bahasa tidak ngomong secuil pun. Namun dalam hati tertawa karena bapak ngomongnya asin ledreg (asin banget).
Padahal Saya juga tahu dari awal kalo masaknya asin cuman ngak enak karena sudah mateng. Ya sudah akhirnya besok lagi ngak mau disuruh nyicipin masakan meski tidak puasa karena masih kecil.
6). Mainan Mercon Cengis
Mercon berarti petasan dan cengis berarti cabai rawit dan arti secara keseluruhan bahwa mercon cengis itu petasan cabe rawit meski kecil namun keras bunyinya.
Satu bungkus berisi lima biji mercon cengis dengan harga 500 rupiah. Saya biasa menyalakannya ketika orang-orang habis berbuka puasa setelah maghreb.