Caraku Memaknai dan Menyambut Puasa Ramadan
Ketika buka puasa tiba, sajian kolak pisang dan singkong ditambah dawet gempol, menjadi santapan pertama menjelang sebelum salat maghrib dan belajar mengaji Iqra' atau Al-Qur'an sekaligus tarawih.
Kemudian, seolah tiada hari yang paling berharga selain menunggu-nunggu datangnya hari lebaran, anak-anak di masa itu beramai-beramai berkunjung ke rumah keluarga maupun para tetangga untuk mencicipi kue lebaran dan mengumpulkan banyak uang THR. Ah, indahya!
Tak cukup untuk merincikan hal-hal yang sangat bernilai harganya di masa kecil dalam beberapa jumlah kata, yang pasti puasa di masa itu belum lah terpikir hal-hal yang memberatkan kepala seperti saat dewasa.
Tidak ada ketentuan-ketentuan khusus yang dibebankan kepada mereka; puasa sebulan penuh, setengah hari, atau satu jam. Tinggal kuat atau lemahnya tekad mereka dalam menuntaskan puasanya.
Apalagi harus memikirkan menu sajian takjil dengan segala tetek bengeknya, seperti yang tadi pagi secara tidak sengaja dengar seorang tetangga yang mengajak tetangga lainnya untuk mengumpulkan iuran buat buka puasa bersama.
Sungguh indah dan berwarnanya tradisi bulan Ramadan orang-orang Indonesia.
Mengawali Awal Bulan Ramadan dengan Doa
Tak lama lagi umat muslim di seluruh penjuru dunia akan bertemu kembali dengan bulan Ramadan.
Untuk tahun ini, Kementerian Agama RI telah menetapkan bahwa 1 Ramadan akan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024.
Bagi kita sebagai umat Islam, baiknya menyambut bulan penuh kemuliaan ini dengan membaca doa supaya mendapatkan keberkahan darinya.