Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ngabuburit di Mana? Kalau Saya Cukup Dalam Kenangan Saja!

16 Maret 2024   00:02 Diperbarui: 16 Maret 2024   00:14 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabuburit di Mana? Kalau Saya Cukup Dalam Kenangan Saja!
Ilustrasi warga ngabuburit dengan menyaksikan pertunjukan musik (Sumber: Suara.com)

Ngabuburit bagi saya merupakan momentum untuk rehat dari segala kelelahan yang menimpa diri, pikiran, dan jiwa di dalam hidup. Ramadan memberi ngabuburit nilai yang istimewa karena berkat kemuliaan yang terkandung di dalamnya. Karena itu ngabuburit harus diberi makna sebagai bagian dari ibadah untuk mengintrospeksi diri di dalam bulan yang mulia dan suci ini.

Pengalaman ngabuburit yang patut saya ceritakan adalah ketika saya bertemu Ramadan dalam sebuah perjalanan dinas sekitar 10 tahun lalu. Saat ini pengalaman tersebut tinggal kenangan yang mengisi ruang memori di dalam otak Saya. Hari ini Saya akan membongkar kembali kenangan tersebut dan menceritakannya di sini. Untuk detail perjalanannya, Saya pernah menulisnya di sini.

Ini linknya: Kenangan Quick Count 2014: Ajang untuk Menjadi yang Tercepat dan Terakurat

Waktu itu, saya ditugaskan untuk merekrut tenaga lapangan yang akan digunakan sebagai pengumpula data hasil penghitungan suara di TPS dalam proyek Quick Count Pemilihan Presiden dan Pemilu anggota legislatif 2014. 

Wilayah tugas saya adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, yang sebaran sampelnya hampir merata di seluruh kabupaten/kota. Ada 4 daerah yang Saya kunjungi ketika Ramadan 2014 dalam rangka perjalanan dinas, yaitu Lasusua, Teluk Kendari, Baubau, dan Dermaga Wanci (Wakatobi).

Masjid Agung Lasusua, Kolaka Utara

Tugas itu lalu mengantar Saya ke Lasusua, ibukota Kabupaten Kolaka Utara. Kabupaten ini merupakan Daerah Otonom Baru (DOB) hasil pemekaran dari Kabupaten Kolaka. Sebagai DOB pembangunan infrastruktur Lasusua belum menggeliat. Meski demikian, beberapa sarana-prasarana seperti gedung kantor pemerintahan dan jalan raya sudah mulai dikebut pengerjaannya.

Ilustrasi Masjid Agung Lasusua yang menjadi salah satu lokasi ngabuburit favorit warga. Foto diambil tahun 2014 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi Masjid Agung Lasusua yang menjadi salah satu lokasi ngabuburit favorit warga. Foto diambil tahun 2014 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Salah satu bangunan yang menjadi ikon kota ini adalah Masjid Agung Bahrurrasyad Wal Ittihad yang berdiri dengan sangat megah di Jalan Bypass Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua. Masjid yang mulai dibangun dari tahun 2008 ini, ternyata proses pengerjaannya sangat panjang. Ketika tahun 2014 saya menyaksikan sendiri kalau masjid ini masih dalam proses renovasi bagian dalamnya yang terdiri d 2 lantai.

Bangunannya sendiri luasnya mencapai 2.500 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 22.500 meter persegi. Bangunan masjid yang lebih populer dengan nama Masjid Agung Lasusua ini berdiri di atas lahan reklamasi yang berada di lepas pantai Lasusua. Desain kubahnya yang berwarna kuning emas membuat masjid ini terlihat sebagai bangunan paling megah di Kolaka Utara. Apalagi posisinya digeser agak menjorok ke tengah sehingga seolah bangunannya terpisah dari daratan. Karena dibangun di lepas pantai yang merupakan tanah reklamasi dari laut, tentu saja pemandangan yang diberikan terasa sangat indah, terutama pada saat matahari terbit dan terbenam.

Posisi Masjid Agung Lasusua yang dibangun di atas lahan reklamasi yang menutupi laut. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Posisi Masjid Agung Lasusua yang dibangun di atas lahan reklamasi yang menutupi laut. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun