Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Agar Tidak Jatuh Sakit selama Ramadan
Makan dan Minum Secukupnya
Saat tiba waktu berbuka puasa, usahakan tidak "serakah". Makanlah sedikit demi sedikit. Berdasarkan pengalaman pribadi, makan tiga butir kurma sebagai pembuka berbuka sudah cukup membuat perut mulai bekerja. Jangan terburu-buru ingin "menyikat" hidangan takjil yang disiapkan.
Minumlah air hangat. Bisa air putih hangat. Bisa teh hangat. Jika mau memakai gula perlu diatur kadar kemanisannya. Sesuaiakan dengan advis dokter jika memiliki riwayat penyakit kronis.
Biarkan organ-organ pencernaan bekerja secara bertahap. Setelah tiga belas jam (+) perut dalam kondisi kosong, jangan segera dipaksa bekerja keras.
Setelah menyantap satu atau dua potong kue berbuka, segeralah menunaikan ibadah salat magrib. Perut yang mulai bekerja akan meningkat tahapannya saat kita menggerakkan badan untuk salat.
Selama kita mengerjakan salat magrib, ritme kerja organ pencernaan mulai berjalan teratur. "Mesin" dalam tubuh siap melaksanakan kewajiban setelah usai salat magrib.
Prosesi makan berat pun dapat dimulai dengan tetap berprinsip "makan secukupnya" dan dilaksanakan dengan perlahan-lahan alias tidak tergesa-gesa.
Dengan mengikuti petunjuk di atas, insya Allah perut tidak akan sakit dan penyakit "lama" tidak akan kambuh. Hal serupa juga berlaku untuk prosesi makan sahur. Mungkin porsi yang lebih minimalis untuk makan sahur.
Olahraga Tetap Perlu
Selama bulan Ramadan, aktivitas olah raga tetap harus dilakukan dengan durasi dan jenis olahraga yang disesuaikan. Tubuh perlu dijaga kebugarannya agar tidak jatuh sakit. Aliran darah akan mengalir lebih teratur saat kita berolahraga. Otot-otot yang kaku akan menjadi lentur. pikiran yang penuh beban akan berkurang.
Pola Tidur Berubah