Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Dosen

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Eid Mubarak 53: Dinamika Ekonomi Informal di Musim Lebaran

19 April 2024   20:20 Diperbarui: 19 April 2024   20:23 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eid Mubarak 53: Dinamika Ekonomi Informal di Musim Lebaran
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pada musim Idul Fitri, terjadi peningkatan pesat dalam aktivitas konsumsi masyarakat. Data statistik menunjukkan bahwa penjualan di sektor ekonomi informal meningkat secara signifikan menjelang perayaan Idul Fitri. Pedagang kaki lima, penjual makanan khas, dan berbagai pengusaha kecil lainnya mengalami lonjakan penjualan yang luar biasa. Misalnya, penjualan baju baru, pernak-pernik Idul Fitri, dan berbagai kebutuhan lainnya melonjak tajam selama periode ini.

Peningkatan Pendapatan bagi Pelaku Ekonomi Informal

Peningkatan penjualan di pasar ekonomi informal tidak hanya menciptakan dampak pada tingkat aktivitas ekonomi, tetapi juga pada pendapatan para pelaku ekonomi informal. Dengan meningkatnya jumlah transaksi dan pembeli, pendapatan mereka pun meningkat secara signifikan. 

Banyak pedagang kaki lima dan pengusaha kecil yang mampu menghasilkan pendapatan yang cukup besar selama musim Idul Fitri, yang kemudian dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka atau untuk mengembangkan usaha mereka lebih lanjut.

Dinamika Pasar dan Perubahan Pola Konsumsi

Dinamika pasar ekonomi informal selama Idul Fitri juga mencerminkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat cenderung lebih mementingkan pembelian barang-barang konsumsi yang berkaitan langsung dengan perayaan, seperti pakaian baru, makanan khas, dan barang-barang hiasan. Hal ini menciptakan peluang bagi para pelaku ekonomi informal untuk menyesuaikan penawaran mereka sesuai dengan permintaan yang meningkat, sehingga meningkatkan penjualan dan pendapatan mereka secara keseluruhan.

Kontribusi terhadap Perekonomian Lokal

Pertumbuhan penjualan dan pendapatan di pasar ekonomi informal selama Idul Fitri juga memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian lokal. Sebagian besar pelaku ekonomi informal adalah warga lokal yang beroperasi di tingkat komunitas atau daerah. Dengan meningkatnya pendapatan mereka, mereka memiliki potensi untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi lokal dengan membelanjakan pendapatan mereka kembali dalam komunitas mereka. Hal ini dapat menghasilkan siklus ekonomi yang positif di tingkat lokal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Perspektif Teoritis: Teori Pertumbuhan Ekonomi Informal

Dari sudut pandang teoritis, pertumbuhan penjualan dan pendapatan dalam ekonomi informal selama Idul Fitri dapat dipahami melalui lensa teori pertumbuhan ekonomi informal. Teori ini menyoroti peran penting sektor informal dalam menghasilkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di tingkat mikro. Dengan memberikan peluang kepada para pelaku ekonomi informal untuk mengembangkan usaha mereka, kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pertumbuhan penjualan dan pendapatan merupakan bagian integral dari dinamika pasar ekonomi informal selama Idul Fitri di Indonesia. Lonjakan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang perayaan ini menciptakan peluang besar bagi pedagang kaki lima, penjual makanan khas, dan pengusaha kecil lainnya untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun