Anjas Permata
Anjas Permata Konsultan

Trainer Hypnosis, Master Hypnotist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Sound Of Borobudur Simbol Kebesaran Peradaban Indonesia

11 Mei 2021   23:55 Diperbarui: 12 Mei 2021   00:08 3771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound Of Borobudur Simbol Kebesaran Peradaban Indonesia
Puncak Candi Borobudur

Secara umum peradaban diartikan sebagai tingkat kemajuan sebuah kebudayaan yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Ciri khas dari sebuah peradaban yang besar adalah dihasilkannya sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, seni musik, sistem kenegaraan dan masyarakat yang maju serta kompleks.

Borobudur dibangun pada abad ke-8 pada masa dinasti Syailendra, perkiraan antara tahun 750-800 Masehi. Beberapa pendapat sejarah menyebutkan bahwa Borobudur dibangun oleh seorang raja dari Kerajaan Mataram kuno keturunan wangsa Syailendra bernama Samaratungga.

Pada masa itu masyarakat dinasti Syailendra adalah penganut agama Buddha Mahayana yang sangat taat. Agama Buddha sendiri dibawa oleh seorang putra raja Kashmir bernama Gunawarman. 

Saat Gunawarman menyebarkan agama Buddha, ia banyak didukung oleh para penguasa sehingga agama Buddha berkembang sangat pesat. Bahkan dia mampu mendirikan sebuah kerajaan sendiri yang berlandaskan agama Buddha yaitu kerajaan Sriwijaya.

Dinasti Syailendra adalah keturunan atau wangsa dari raja-raja Mataram Kuno yang beragama Buddha. Waktu itu kerajaan Mataram kuno dibagi menjadi 2, pertama dinasti Senjaya yang dipengaruhi oleh agama Hindu. 

Kedua, dinasti Syailendra yang dipengaruhi oleh agama Buddha dan kerajaan Sriwijaya. Dinasti Syailendra berpusat di Medang, jawa Tengah

Sebelumnya candi Borobudur seperti tenggelam ditelan hutan, hingga akhirnya ditemukan oleh Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Terletak di desa kedu, Magelang, kini candi Borobudur berdiri megah dan menjadi pusat pariwisata Provinsi Jawa Tengah. 

Candi borobudur memiliki ketinggian 42 meter, dengan luas 15.129 meter persegi. Terdiri atas 504 patung Buddha, 7 stupa dan 1 stupa induk menobatkan candi Borobudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia.

Tak cuma megah, ternyata candi Borobudur menyimpan banyak sekali nilai-nilai peradaban masyarakat Indonesia pada masa itu yang tertangkap dari 2.672 panel. Ukiran reliefnya paling lengkap di seluruh dunia dan mempunyai nilai seni tinggi tiada banding. 

Setiap adegan yang ditampilkan dalam relief merupakan mahakarya utuh. Total ada sekitar 1.460 relief yang sampai sekarang belum habis dipelajari.

Bentuk dasar candi Borobudur adalah punden berundak-undak yang terdiri atas 3 tingkatan utama. Konon katanya tingkatan tersebut melambang tahapan kehidupan manusia.

Tiga tingkatan tersebut antara lain:

1. Kamadhatu (Kaki Candi)

Tingkatan paling bawah disebut Kamadhatu. Menggambarkan kehidupan manusia di dunia yang penuh dengan keburukan, nafsu dan bergelimang dosa. Sebagian besar kaki candi tertutup tumpukan batu yang diduga kuat sebagai konstruksi pondasi.

2. Rupadhatu (Bagian Tengah)

Merupakan tingkatan tengah candi. Melambangkan tahapan kehidupan manusia yang sudah mampu terbebas dari hawa nafsu, namun masih terikat dengan hal-hal duniawi.

Bagian ini terdiri atas empat pundak teras berbentuk persegi yang dinding-dindingnya dihiasi oleh relief. 

3. Arupadhatu (Bagian paling atas)

Arupadhatu adalah bagian paling atas candi Borobudur. Menggambarkan kehidupan religius dan spiritual tertinggi yang mengagungkan perdamaian penuh keselamatan jiwa.

Tingkatan ini melambangkan Sang Buddha yang telah mencapai kesempurnaan karena berani meninggalkan kehidupan duniawi untuk mencapai pencerahan. Arupadhatu terdiri atas tiga pelatran berebentuk bundar dan stupa paling atas yang besar.

Candi Borobudur
Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah wujud akulturasi agama Buddha dan masyarakat asli Indonesia. Candi Borobudur juga merupakan bukti nyata bagaimana penduduk pribumi mempunyai toleransi tinggi terhadap suatu ajaran agama.

Agama Buddha yang dibawa masuk ke Indonesia oleh Gunawarman ternyata mampu membaur dan menyatu dengan baik. Hal itu disebabkan karena ajaran-ajaran dari Sidarta Gautama sejalan dengan agama Nusantara yang juga menjunjung tinggi nilai luhur serta budi pekerti.

Relief-relief yang ada di sebagian besar dinding Kamadhatu dan Rupadhatu sarat akan nilai-nilai kehidupan semesta raya. Maka tidak berlebihan jika candi Borobudur disebut sebagai perpustakaan dunia.

Sebut saja tema tentang kosmologi, antropologi, sosiologi, biologi, perdagangan, ekonomi hingga seni dan budaya terukir dengan sangat rapi. 

Kesemua relief yang terdapat di candi Borobudur menceritakan tentang kehidupan Sidarta Gautama yang telah mencapai pencerahan serta contoh-contoh kehidupan masyarakat Buddha Indonesia masa lampau.

Candi Borobudur adalah bukti konkret pencapaian peradaban besar yang menampilkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang telah dicapai oleh leluhur kita 13 abad silam.

Salah satu yang cukup menarik adalah relief tentang musik. Pada relief candi Borobudur, yaitu relief Karmawibhangga, Lalitavistara, wadariaJtaka, dan Gandawyuha, terlihat lukisan alat-alat musik antara lain suling, simbal, Lute, ghanta, cangka (terompet yang terbuat dari siput), saran dan kendang.

Sound Of Borobudur

Sound Of Borobudur
Sound Of Borobudur
Merupakan kegiatan membunyikan kembali alat-alat musik yang wujudnya diambil dari relief Karmawibhangga di candi Borobudur.

Kita sepatutnya berbangga hati karena sejak lama sebenarnya nenek moyang dan para leluhur sudah memiliki tingkat peradaban yang begitu tinggi. Lewat musik Borobudur hal itu dibuktikan.

Kini di zaman modern ternyata rekan-rekan seniman telah memiliki tujuan begitu mulia yakni menggemakan peradaban Indonesia melalui Sound Of Borobudur.

Mereka mampu membuat replika alat-alat musik yang tergambar pada relief kemudian memainkannya dalam alunan nada yang begitu harmonis. Tentu saja ini sesuatu yang juga sangat membanggakan.

Sejarah seni dan budaya candi Borobudur yang selama ini kita pahami dengan menggunakan media visual saja, sekarang mampu diwujudkan dalam bentuk nyata dan dapat dinikmati secara langsung.

Hal ini merupakan pencapaian luar biasa dari sebuah usaha mengembalikan masa abad ke-8 dimana alat-alat musik tersebut digunakan.

Bahkan musisi-musisi ternama seperti Dewa Budjana, Trie Utami dan Purwacaraka mengambil bagian dalam kegiatan Sound Of Borobudur. Hal tersebut menandakan bahwa kegiatan ini merupakan pagelaran yang cukup penting.

Disebut demikian karena kegiatan Sound Of Borobudur tidak hanya dipentaskan sekali, namun akan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya. 

Visi besar dari para musisi Sound Of Borobudur adalah menyatukan dunia lewat musiknya. Hal tersebut tidaklah berlebihan karena memang ada ratusan alat musik yang tergambar dalam relief candi Borobudur yang kesemuanya ternyata adalah alat-alat musik dari negara lainnya juga tidak hanya negara Indonesia.

Cukup mengherankan karena ternyata sejarah musik dunia ada di negara kita. Mungkin saja melalui candi Borobudur, kita mendapat hipotesa bahwa Indonesia adalah pusat peradaban dunia. Wonderful Indonesia.

Oleh karena itu sudah sepantasnya kita menyebut bahwa Borobudur pusat musik dunia, Sound Of Borobudur simbol kebesaran peradaban Indonesia.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang melestarikan kebudayaan leluhurnya" The Architect

-AP-

#Tulisan ini diikutsertakan dalam blog competition samber thr 2021 dari thrkompasiana

#Tulisan ini merupakan tulisan samber 2021 hari 28

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun