The Power of Forgiveness: Kekuatan untuk Mengampuni
Tak ada seorang makhluk di bumi Indonesia, yang tak luput dari pergesekan dalam relasi dengan teman, tetangga, saudara, orangtua dan kepada siapa pun kita berinteraksi.
Ketika kita menghadapi kemarahan, kekecewaan, sakit hati , timbullah suatu sakit hati atau kebencian yang tidak terpadamkan. Sakit hati kepada orang yang menyakiti , mengecewakan dan membully dan sebagainya.
Sakit hati ini tak akan berhenti selama kita tidak pernah mengampuni orang yang bersalah kepada kita. BErsalah dalam hal ini belum tentu orang itu bersalah .
Perspektif kita mudah menganggap orang lain selalu bersalah. Ada kemungkinan antara orang yang berinteraksi itu tak saling mengenal pribadi masing-masing. Contohnya saya seorang inferior yang mudah sakit hati, berteman dengan orang yang terbuka, bicara blak-blakan. Jika teman saya ini tak mengenal saya, maka dengan mudahnya dia bicara kepada saya apa adanya, lalu saya mudah sekali jatuh dalam sakit hati, kebencian.
Perbedaan tipe manusia sering menjadi "root cause" atau penyebab orang tidak bisa menerima orang lain dan menjatuhkan kesalahan kepada orang lain tanpa mengetahui kepribadian siapa orang lain itu .
Jika kita terus menganggap orang lain yang bersalah , berpikiran negatif dan kesal kepada yang orang yang tak bertanggung jawab, hati kita akan terus panas membara. Kebencian atau emosi negatif kepada orang lain itu akan menumpuk dari hari ke hari. Tumpukan kebencian, kemarahan akan meledak dab berdampak negatif pada kesehatan jiwa.
Satu-satunya jalan adalah kita harus melepaskan pengampunan kepada orang lain yang bersalah kepada kita Dampak kebencian dalam hati itu akan membuat rusaknya Kesehatan mental dan pada akhirnya Kesehatan fisik.
Tidak mudah mengampuni:
Kita berargumentasi bahwa mengampuni orang yang bersalah kepada kita adalah mudah dikatakan tetapi sulit untuk dilakukan dan hati serta pikiran kita tetap dipenuhi dengan kemarahan. Dr. Tyler VanderWeele, co-Director of the Initiative pada Kesehatan , Agama dan Spiritualitas pada the Harvard T.H. Chn School of Public mengatakan, bahwa jika Anda bisa belajar mengampuni, Anda tidak berada lagi dalam jebakan tindakan masa lalu dari orang lain dan Anda akan dapat merasa bebas dalam pikiran, jiwa dan batin.
Jadi bicara soal pengampunan bukan hanya dari perspektif agama misalnya agama Islam saja, tapi secara umum, pengampunan punya dimensi yang lebih luas demi Kesehatan mental dan tubuh manusia.
Belajar untuk melepaskannya
Mengapa kamu selalu membawa beban berat di hatimu untuk suatu kesalahan orang lain? Beban itu justru akan menjadi beban yang paling berat dalam hidupmu.
Ada dua sisi untuk pengampunan: melalui keputusan dan emosi. Pengampunan yang sifatnya keputusan artinya Anda memilih secara sadar untuk mengampuni, menggantikan kemauan yang sakit dengan kemauan yang baik. Anda tidak lagi berpikir hal-hal yang buruk terjadi pada orang yang menyakiti Anda. Cara ini jauh lebih cepat dan mudah untuk menyelesaikannya.
Untuk sisi pengampunan yang sifatnya emosi, Anda harus hilangkan segala perasaan negatif dan tidak berdiam diri pada kesalahannya. Pengampunan yang bersifat emosi jauh lebih sulit dan memakan waktu yang lama untuk memulihkan perasaan seperti sediakala.
Anda seringkali berpikir negatif , pelaku menjadi pemicu ketika Anda teringat kembali kesalahan orang itu dan Anda masih menderita dan mengingat terus kesalahannya.
Berlatihlah untuk melakukan pengampunan sehingga Anda mendapatkan keuntungan kesehatan yang melegakan. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pengampunan merujuk kepada level ringan dari depresi, kekhawatiran, kebencian dan kurangnya penghargaan diri dan kepuasan dan kebahagiaan hidup. Ternyata pengampuan itu tak mudah dilakukan.
Kesulitan orang tidak mengampuni adalah orang itu harus berjuang dan harus menahan diri untuk emosi-emosi yang melibatkannya. Sulitnya orang mengampuni karena masih ada bayangan pelaku akan tetap mengganggunya.
Berlatihlah untuk pengampunan
Salah satu cara untuk bisa mengampuni dengan baik adalah berlatih dengan tindakan kecil dalam kebiasan hidup kita sehari-hari. Contohnya apabila kita menemui seseorang bicara sangat kasar di suatu lalu lintas, Anda harus segera menyadari bahwa kekasarannya itu tidak ditujukan kepada Anda secara pribadi , segera ampuni kekasarannya (cari sisi positifnya, dia pemarah, dia sedang dalam kesulitan dan lain sebagainya).
Carilah Solusinya
Metode yang terbaik yang diajarkan adalah REACH. Singkatan REACH adalah Recall, Empathize, Altruistic Gift, Commit and Hold.
Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
Recall
Langkah pertama adalah mengingat kembali pelaku secara objektif. Tujuannya bukan untuk berpikir orang itu dengan perspektif negatif atau berkutat dalam mengasihi diri sendiri tetapi untuk mendapatkan pemahaman yang benar apa yang salah dengan orang ini. Visualisasikan orang ini dan situasi dan semua perasaan secara bersama-sama. Jangan abaikan apa pun, meskipun kamu merasa sedih, kecewa.
Empathize
Langkah berikutnya kamu berempati, menempatkan dirimu di tempat orang yang bersalah itu, mengapa dia menyakitimu tanpa mengurangi atau memperkecil perbuatan yang telah dilakukannya. Kadang-kadang kesalahannya bukan kesalahan pribadi, tetapi berkaitan dengan orang lain (contoh, dia marah kepada kita karena dia sedang dimarahi oleh ibunya). Orang yang menyerang seseorang biasanya dalam keadaan ketakutan, kekhawatiran dan terlukai
Altruistic gift
Langkah ini adalah bagaimana mengatasi kekurangan Anda sendiri. Mengingat kembali apa yang pernah Anda lakukan ketika Anda berbuat kasar terhadap seseorang. Kemudian Anda diampuni kesalahanmu. Bagaimana perasaanmu? Jika Anda menyadari bahwa pengampunan adalah hadiah yang terindah yang dapat Anda berikan kepada orang lain.
Commit
Komit terhadap dirimu untuk mengampuni. Sebagai contoh, Anda menulis dalam sebuah jurnal atau surat tanpa harus dikirimkan kepada orang lain atau ceritakan kepada siapa pun.
Hold
Akhirnya , Anda harus bertahan dalam pengampunan. Langkah ini sangat sulit karena memori dari semua peristiwa akan muncul kembali. Pengampunan tidak mudah dihapus. Yang utama adalah perubahan reaksi Anda terhadap semua memori.
Siap mengampuni dengan langkah-langkah jitu di atas? Sulit! Harus dilakukan jika Anda ingin sehat mental dan fisik.
Sumber referensi
The power of Forgiveness: harvard.university