Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com
Lailatul Qadar: Saatnya Orang Beriman Keluar Zona Nyaman!
Tak terasa tinggal 10 hari lagi kita membersamai bulan Ramadhan, bulan yang suci penuh kebaikan ini. Itu tandanya lailatul qadar akan datang.
Apa itu lailatul qadar? Lailatul qadar dapat diartikan sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Setiap amalan yang kita lakukan pada malam itu. Maka akan diberi ganjaran dengan pahala yang begitu banyak berlipat-lipat ganda.
Hal ini adalah sebuah kepastian informasi sebagaimana Allah SWT telah berfirman didalam Surah Al-Qadar. Pada ayat tersebut Allah SWT menjelaskan secara sangat gamblang apa itu lailatul qadar.
Informasi terkait akan datangnya lailatul qadar pada suatu malam diantara 10 malam terakhir di bulan Ramadhan ini sudah kita dengar sejak semasa kecil hingga saat ini. Para mubaligh yang berceramah di masjid atau musholah selalu mengingatkan tentang kedatangan lailatul qadar ini.
Umat muslim sudah sangat khatam akan informasi ini. Tapi entah mengapa banyak yang mengacuhkannya begitu saja.
"Apakah kamu tahu tentang malam lailatur qadar?"
"Ya. Saya tahu, kok!"
"Apakah kamu merasa akan memperoleh lailatul qadar?"
"Entahlah"
Begitulah kira-kira secuil gambaran tentang memaknai lailatul qadar ini.
Tugas Orang Beriman Menemukan Jawaban Teka-Teki Lailatur Qadar
Didalam al-Qur'an, Allah SWT hanya menyampaikan tentang lailatul qadar yang akan turun didalam bulan Ramadhan ini. Tapi Allah SWT tidak menyebutkan kapan hari atau tanggal lailatul qadar itu akan terjadi.
Nah, itulah tugas orang beriman untuk mencari tahu jawaban atas teka-teki Allah SWT tentang lailatul qadar.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa,
:
"Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (HR. Bukhari & Muslim).
Jadi umat islam khususnya orang beriman harus dapat memutar otak mencari jawaban teka-teki lailatul qadar tersebut. Karena Allah SWT Â dan Nabi Muhammad SAW sudah memberikan kisi-kisinya.
Namun, yang jelas malam lailatul qadar dapat dijumpai pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Pendapat ini didasarkan atas hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Aisyah r.a, dia berkata bahwa Rasulullah SAW beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Cobaan Iman dan Godaan Dunia Sebagai Ujian Ketaqwaan
Lalu kenapa biasanya yang terjadi di 10 malam terakhir bulan ramadhan, masjid atau mushollah malah semakin sepi oleh kehadiran umat muslim melaksanakan ibadah?
Sudah menjadi rahasia umum bahwa di hari-hari terakhir di bulan ramadhan ini, umat muslim yang datang ke masjid semakin berkurang. Jama'ah yang konsisten hadir meramaikan kegiatan tarawih dan ibadah lainnya sudah bisa dihitung jumlahnya dengan jari.
Dulu diawal-awal Ramadhan, jama'ah tumpah ruah. Serasa masjid tak sanggup menampung semua jama'ah yang hadir.
Sekarang, ketika sudah memasuki sepuluh hari terakhir di bulan suci Ramadhan ini, yang banyak hanya sajadahnya saja. Manusianya berada entah-dimana.
Umat muslim malah lebih menyemarakkan kegiatan-kegiatan di luar sana yang bersifat keduniawian. Umat muslim sibuk mempersiapkan semua kebutuhan menyambut lebaran.
Mulai dari beli baju baru, sendal dan sepatu, gamis dan peci baru, mukena baru, sajadah baru, kue baru, dan semua barang yang baru.
Untuk apa itu semua? Untuk apa membanggakan diri dengan memakai pakaian baru? Apakah dengan memakai barang-barang baru tersebut bisa menjadi tolok ukur sebuah "kemenangan"?.
Tapi memang itulah yang terjadi menjelang lebaran tepatnya pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Banyak sekali cobaan iman dan godaan dunia yang membuat manusia melupakan nikmatnya beribadah dan memperoleh pahala.
Ditambah lagi godaan seperti melakukan tradisi mudik. Pulang mudik menemui orang tua, keluarga dan sanak saudara di kampung halaman. Perjalanan mudik yang biasanya mulai dilakukan pada H-5 sebelum lebaran.
Hendaknya perjalanan mudik dilakukan di pagi atau siang hari. Sehingga bisa sampai di kampung halaman maksimal pada sore menjelang maghrib. Sehingga kita masih tetap bisa beribadah meramaikan suasana menjemput lailatul qadar.
Saatnya Orang Beriman Keluar Zona Nyaman
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh limpahan pahala dan keberkahan. Selama umat Islam dan orang beriman mau mengusahakannya.
Di bulan Ramadhan ini hendaknya umat islam mau memperbaiki dan merubah diri menjadi lebih baik. Menjadi lebih baik dibanding dengan bulan-bulan sebelumnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang digunakan sebagai ajang naik kelas. Di bulan Ramadhan, umat Islam dan orang-orang beriman tetap akan diuji. Apakah nantinya bisa naik kelas dari level beriman ke level bertaqwa. Sebagaimana telah diulas pada Puasa Ramadhan: Saatnya Orang Beriman Ujian Naik Kelas?
Bulan Ramadhan adalah bulan kompetisi. Setiap hari akan ada saja umat muslim yang berguguran. Dari yang awalnya semua shaf terisi penuh. Hingga pada akhirnya yang tersisa hanya setengah shaf saja.
Sebenarnya lailatul qadar adalah kesempatan yang allah sediakan bagi umat muslim dan orang beriman yang ingin memperbaiki kekurangan amalan ibadah yang telah dilalui pada 20 hari sebelumnya.
Jika memang umat islam dan orang beriman masih harus disibukkan dengan urusan keduniawian seperti urusan pekerjaan dan mengumpulkan pundi-pundi penghasilan. Semua itu adalah hal yang wajar.
Namun, untuk memperbaiki kurangnya nilai pahala yang didapat, maka pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan itulah kita menambang amal pahala yang berlimpah.
Allah swt sudah menjanjikan amalan berlimpah ketika kita bisa memperoleh lailatul qadar ini. Kita hanya perlu mengusahannya dengan jalan memperbanyak amalan dan kegiatan-kegiatan ibadah. Â
Sebuah hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang pada malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah SWT, akan diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang." (HR Ahmad dan Thabrani).
Di waktu yang tersisa di penghujung bulan suci Ramadhan ini kita masih bisa memperbaiki diri, memperbaiki kekurangan amal dan pahala, serta memperbaiki kerenggangan hubungan dengan allah swt.
Mungkin mindset kita tentang lailatul qadar ini perlu diluruskan kembali. Diawali dengan niat hendak memperbaiki diri dan amal pahala yang masih terbatas. Kemudian diusahakan dengan pengamalan ibadah yang dilakukan dengan konsisten.
Ketika kita sudah berusaha memperbaiki diri dengan memperbanyak amalan maka bukan tidak mungkin lailatul qadar akan datang menghampiri kita dengan sendirinya.
Beda halnya ketika kita memasang mindset ingin mencari lailatul qadar. Tanpa memikirkan jalan untuk mendapatkannya. Sedangkan kita tidak paham tanda-tanda malam lailatul qadar itu seperti apa perumpamaannya.
Kesempatan masih ada dan terbuka lebar bagi kita orang beriman yang hendak memperbaiki diri dengan amalan-amalan sholeh. Ketika kita fokus beribadah dan beramal maka insyaallah keutamanan lailatul qadar akan diraih.
Pada akhirnya, kitalah orang-orang beriman yang diperemukan dengan lailatul qadar. Kitalah orang-orang beriman yang sudah naik kelas ke level bertaqwa. Dan kitalah orang-orang yang meraih kemenangan. Aamiin. (AP)
Referensi Hadits [1]Â