Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka
Memaknai Ramadhan sebagai Paramater Kadar Ketaqwaan
Hamba yang telah mencapai level ketaqwaan, maka ia akan senantiasa beramal sholeh kepada Allah SWT, serta dengan sadar dan tanpa paksaan untuk meninggalkan dan menjauhkan dirinya dari segala hal yang telah dilarang oleh Allah SWT.
Namun, untuk dapat dikatakan hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT bukanlah perkara gampang. Karena dibutuhkan latihan yang panjang dan tanpa henti.
Ketaqwaan ini juga perkara konsistensi. seorang Muslim, sudah pasti seorang Mukmin (orang yang beriman kepada Allah SWT dan ajarannya). Akan tetapi, seorang Mukmin perlu ikhtiar tanpa henti dan tanpa batas agar bisa menjadi seorang Muttaqin (orang yang bertaqwa kepada Allah SWT).
Sebagaimana diterangkan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 diatas, bahwa Ramadhan dianggap sebagai bulan yang paling cocok untuk menggapai kadar ketaqwaan. Karena pada bulan ini, umat Muslim selain diwajibkan untuk berpuasa, juga berlomba-lomba memperbanyak ibadah serta amal kebajikan lainnya.
Dalam konteks Ramadhan, makna ketaqwaan bukan hanya berfokus pada hubungan seseorang dengan Allah SWT, melainkan juga pada hubungan seseorang dengan sesama manusia.
Dalam ajaran Islam, seseorang dengan kadar ketaqwaan dan ketaatannya kepada Allah SWT sudah mencapai tingkat tinggi maka menjaga hubungannya dengan sesama manusia. Hal yang dapat dilakukan dengan memaafkan kesalahan orang lain demi harmonisasi hubungan kemanusiaan.
Banyak umat Muslim yang juga memperbanyak kegiatan sosial seperti memberikan makanan untuk orang yang membutuhkan dan membantu sesama muslim yang sedang kesulitan.
Pada intinya, Ramadan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan umat Muslim. Bulan Ramadhan bisa menjadi bulan untuk recovery, introspeksi diri, dan terus berusaha memantaskan diri menjadi golongan hamba Allah SWT yang bertaqwa.
Karena taqwa sebagai level kehambaan tertinggi kepada Allah 'azza wa jalla.
Apa saja yang dilakukan untuk memaknai ramadhan?
Butuh usaha atau ikhtiar untuk memaknai sebuah Ramadhan yang datang menemui diri yang penuh khilaf dan kesalahan, yang tak henti-hentinya bergelimang dosa ini.
Pertama, mari berpuasa dengan benar.