Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Memaknai Ramadhan sebagai Paramater Kadar Ketaqwaan

1 April 2023   12:27 Diperbarui: 1 April 2023   12:55 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Ramadhan sebagai Paramater Kadar Ketaqwaan
Makna Ramadhan untuk menuju ketaqwaan kepada Allah SWT dengan hubungan horizontal dan vertikalnya. (ANTARA FOTO/REUTERS/JORGE SILVA via Kompas.com)

Bulan suci Ramadhan adalah merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjadi bulan yang penuh berkah dan ampunan, Ramadhan ternyata juga memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan umat Muslim. 

Sebagai sebuah tema yang menarik, makna Ramadhan bisa ditinjau dari perspektif yang berbeda, salah satunya adalah sebagai jalan untuk menggapai kadar ketaqwaan.

Ramadhan menjadi momentum untuk memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, memperbanyak amal sholeh dan ibadah kepada Allah SWT, hingga akhirnya meraih kadar ketaqwaan.

Selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, seseorang menahan diri dari makan, minum, dan menjaga hawa nafsu dari aktivitas yang dapat membatalkan maupun merusak pahala puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. 

Akan tetapi, puasa di bulan Ramadan bukan hanya sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga, melainkan sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kadar ketaqwaan kepada Allah SWT.

Dalam Al-Quran, sebagaimana di surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT menjelaskan bahwa puasa Ramadhan sebagai sarana untuk meningkatkan kadar ketaqwaan guna menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Karena Ramadhan merupakan bulan di mana Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Juga, Ramadhan menjadi bulan yang istimewa karena didalamnya terdapat malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan dengan ganjaran amalan kebaikan dilipatgandakan dan dosa-dosa diampuni oleh Allah SWT.

Oleh sebab itu, pada bulan Ramadhan, setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa sebagai bentuk ibadah dan penghormatan kepada Allah SWT. Serta dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal sholeh, seperti membaca Al-Quran, shalat tarawih, bersedekah, serta memperbanyak doa dan dzikir.

Puasa Ramadhan adalah ajang membentuk karakter dan moral seseorang. Seseorang yang berpuasa akan menahan diri dari perilaku buruk dan memperbaiki akhlaknya serta latihan melatih ketabahan dan keteguhan dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup.

Ramadan menuju ketaqwaan sebagai kehambaan yang hakiki

Ketaqwaan adalah konsep penting dalam Islam yang berarti kesadaran seseorang untuk selalu berada dalam ketaatan kepada Allah SWT dengan dibarengi menjauhi segala bentuk larangan.

Hamba yang telah mencapai level ketaqwaan, maka ia akan senantiasa beramal sholeh kepada Allah SWT, serta dengan sadar dan tanpa paksaan untuk meninggalkan dan menjauhkan dirinya dari segala hal yang telah dilarang oleh Allah SWT.

Namun, untuk dapat dikatakan hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT bukanlah perkara gampang. Karena dibutuhkan latihan yang panjang dan tanpa henti.

Ketaqwaan ini juga perkara konsistensi. seorang Muslim, sudah pasti seorang Mukmin (orang yang beriman kepada Allah SWT dan ajarannya). Akan tetapi, seorang Mukmin perlu ikhtiar tanpa henti dan tanpa batas agar bisa menjadi seorang Muttaqin (orang yang bertaqwa kepada Allah SWT).

Sebagaimana diterangkan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 diatas, bahwa Ramadhan dianggap sebagai bulan yang paling cocok untuk menggapai kadar ketaqwaan. Karena pada bulan ini, umat Muslim selain diwajibkan untuk berpuasa, juga berlomba-lomba memperbanyak ibadah serta amal kebajikan lainnya.

Dalam konteks Ramadhan, makna ketaqwaan bukan hanya berfokus pada hubungan seseorang dengan Allah SWT, melainkan juga pada hubungan seseorang dengan sesama manusia. 

Dalam ajaran Islam, seseorang dengan kadar ketaqwaan dan ketaatannya kepada Allah SWT sudah mencapai tingkat tinggi maka menjaga hubungannya dengan sesama manusia. Hal yang dapat dilakukan dengan memaafkan kesalahan orang lain demi harmonisasi hubungan kemanusiaan.

Banyak umat Muslim yang juga memperbanyak kegiatan sosial seperti memberikan makanan untuk orang yang membutuhkan dan membantu sesama muslim yang sedang kesulitan.

Pada intinya, Ramadan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan umat Muslim. Bulan Ramadhan bisa menjadi bulan untuk recovery, introspeksi diri, dan terus berusaha memantaskan diri menjadi golongan hamba Allah SWT yang bertaqwa. 

Karena taqwa sebagai level kehambaan tertinggi kepada Allah 'azza wa jalla.

Apa saja yang dilakukan untuk memaknai ramadhan?

Butuh usaha atau ikhtiar untuk memaknai sebuah Ramadhan yang datang menemui diri yang penuh khilaf dan kesalahan, yang tak henti-hentinya bergelimang dosa ini.

Pertama, mari berpuasa dengan benar. 

Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu meningkatkan pengetahuan agama. Beragama tanpa ilmu adalah sesat.

Dengan meningkatkan pengetahuan agama akan menginspirasi untuk lebih dekat dengan Allah SWT yang dapat pula membantu meningkatkan kadar ketaqwaan.

Karena banyak orang yang hanya sekedar memahami puasa itu menahan lapar dan dahaga. Namun tidak paham cara menahan diri dari perilaku buruk seperti berkata-kata kasar, melontarkan kata-kata yang buruk, dan perilaku negatif lainnya. 

Kedua, meningkatkan kualitas ibadah.

Ramadhan jelas menjadi ajang meningkatkan ibadah dengan melakukan puasa, sholat tarawih, sholat tahajud, membaca Al-Quran, dan memperbanyak dzikir serta doa, akan membantu meningkatkan kadar ketaqwaan.

Selain membaca Al-Quran, membaca literatur islami juga dapat memperbaiki cara pelaksanaan menjadi lebih sempurna dan tepat sesuai syariat.

Ketiga, hablumminallah wa hablumminanas.

Yakni dengan meningkatkan hubungan dengan Allah melalui ibadah dan juga menjaga hubungan dengan sesama. Hubungan horizontal dan vertikal yang perlu dijaga dengan seimbang di kehidupan ini.

Ibadah sosial yang dapat dilakukan seperti memberikan sedekah, membantu sesama, dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kebaikan dan syiar islamiyah selama Ramadhan. 

Ramadhan adalah cara mencapai level ketaqwaan seorang hamba. (Foto Akbar Pitopang)
Ramadhan adalah cara mencapai level ketaqwaan seorang hamba. (Foto Akbar Pitopang)

Mengenalkan makna ramadhan kepada generasi sejak dini

Kebijaksaan mengenalkan makna Ramadhan kepada anak/siswa sejak dini dapat memberikan banyak manfaat positif untuk memperkuat pemahaman agama, meningkatkan kesadaran sosial, memperkuat nilai-nilai moral dan etika bagi generasi.

Di ranah pendidikan, mengenalkan makna Ramadhan kepada siswa sejak dini dapat menjadi bagian dari kurikulum bidang Pendidikan Agama Islam serta dapat diejawantahkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. 

Di sekolah kami, para guru PAI sudah berupaya mengenalkan makna Ramadhan ini dengan cara yang inspiratif kepada peserta didik maupun warga sekolah. Yang diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Memberikan pengertian tentang makna Ramadhan.

Guru PAI telah memulainya dengan memberikan pengertian tentang makna puasa. Kemudian menyampaikan pertanyaan mengapa kita berpuasa. Kemudian guru menerangkan tentang apa saja hal-hal yang dilarang selama berpuasa hingga menerangkan hikmah Ramadhan ini.

Tak lupa, guru juga menceritakan kisah-kisah tentang Ramadhan yang menginspirasi, seperti kisah-kisah tentang sedekah, persaudaraan atau solidaritas, maupun kisah kesabaran melawan hawa nafsu dan cobaan yang dihadapi selama berpuasa.

Mendekatkan siswa dengan nilai pada suatu ibadah. (Foto Akbar Pitopang)
Mendekatkan siswa dengan nilai pada suatu ibadah. (Foto Akbar Pitopang)

2. Mengadakan kegiatan ibadah bersama dan melibatkan siswa dalam kegiatan keagamaan lainnya.

Selama sepekan ini di sekolah kami telah terlaksana kegiatan ibadah yang dilakukan berjamaah bersama siswa dan seluruh warga sekolah. Kegiatan tersebut seperti shalat dhuha, tadarus Al-Qur'an, membaca yasin, hingga shalat Zhuhur.

Sekolah juga melibatkan siswa dalam kegiatan sosial, seperti penggalangan dana untuk siswa yatim maupun dhuafa atau yang keadaannya sangat membutuhkan bantuan. 

Di akhir masa sekolah di bulan Ramadhan, rutin sekolah akan menyalurkan dana yang telah terkumpul tersebut.

Upaya tersebut untuk mengajarkan siswa meningkatkan kesadaran sosial dan empati terhadap sesama.

Ramadhan dan semangat berbagi sebagai acuan kadar ketaqwaan. (Foto Akbar Pitopang)
Ramadhan dan semangat berbagi sebagai acuan kadar ketaqwaan. (Foto Akbar Pitopang)

Sementara itu, guru bersama orang tua juga dapat berperan aktif dalam mengenalkan makna Ramadhan kepada siswa sejak dini dengan memberikan pengarahan dan contoh keteladanan yang baik. 

Misalnya dengan membimbing siswa untuk berpuasa yang diikuti dengan rangkaian ibadah lainnya seperti shalat tarawih, mendorong anak mempraktikkan nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari, serta melibatkan anak dalam kegiatan amal sholeh dan sosial yang sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.

Sungguh, pengenalan makna Ramadhan sejak dini sangat bermanfaat bagi siswa dalam pembentukan karakter. Serta dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan agama dan moral di sekolah dan kehidupan masyarakat.

***

Ternyata makna Ramadhan memiliki banyak relevansi dengan tantangan kehidupan dunia saat ini yang diliputi oleh kasus-kasus degradasi moral. 

Secara keseluruhan, konsep yang terkandung dalam makna Ramadhan memiliki banyak korelasi sebagai jawaban untuk menghadapi tantangan kehidupan saat ini dan untuk mengatasi problematika yang dihadapi oleh manusia.

Salam berbagi dan menginspirasi.

== Akbar Pitopang | 10 Ramadhan 1444 H ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun