Mesin dan Hasrat untuk Mengetahui
Jadi, pengetahuan yang ditandai melalui alur dan saluran benda-benda atau obyek-obyek. Tentu saja hasrat dan kesenangan tidak gampang dianalisis secara serampangan.
Dari sini, hasrat dan kesenangan tidak terpengaruh oleh imajinasi dan benda-benda yang tidak disembunyikan teka-tekinya. Kita dapat memperhatikan petikan kalimat: “Seekor kucing memiliki penciuman hidungnya lebih tajam daripada kuku kakinya."
Sementara manusia haus, lapar, kenyang, buang air, dan tidur bukan hanya kata-kata, tetapi, juga sesuatu yang ada di balik obyek pengetahuan.
Kembali pada sejenis insting yang pernah diutarakan. ”Sehabis makanan dilahapnya, seekor kucing bisa menjilat sisa-sisa makanan. Manusiapun tidak ikut cemburu melihatnya.” Anehnya, manusia dan jejak-jejaknya ditandai dengan mesin melebihi tubuh alamiahnya.
Pengetahuan bukan menumpuk pada indera. Pengetahuan bukan hanya urusan pengamatan (observasi). Ia juga ditemukan dalam jejak-jejak digital, teks-teks tertulis onlen, gimik, dan pernyataan saksi ahli.
Pengetahuan tidak bergantung patokan teks dan ujaran yang kita tampilkan ke permukaan; pengetahuan kadangkala muncul di tengah sepinya godaan.
Hasrat untuk mengetahui begitu dekat dengan kekerasan konsep, titik awal dimana tanda-tanda hasrat, penderitaan, luas, panjang, dan tinggi diletakkan dalam sesuatu yang tidak terukur dan terukur. Pengetahuan tidak abai atas bujuk rayu; ia tidak lebih dari artikulasi, yang bisa berbicara tentang benda-benda atau obyek-obyek yang diuji melalui validasi kebenarannya.
Nyatanya, pengetahuan terletak pada sesuatu yang a priori dan pengalaman. Tugas kita bagaimana menangkap benda-benda dan obyek-obyek pengetahuan yang membuat kita geli atau sulit tersenyum.
Tibalah verifikasi lain bukan untuk menghakimi obyek pengetahuan yang datang berikutnya. Dalam ketelitian yang ketat, pengetahuan berkembang pada tahapan verifikasi terhadap wujud tiruan.
Pengetahuan layak menghadirkan kekuatan, sesuatu yang tidak terhingga atau tanda-tanda tentang manusia dan dunia lain agar bisa lebih dikenalinya secara seksama.
Saya hanya berandai-andai. Misalnya, sosok laki-laki bertato seekor singa yang menandakan keberanian atau kejantanan.