Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.
Di Sana Sarung, di Sini Sarung
Si penjual gorengan mempersilakan konsumennya untuk duduk. Gorengan baru akan matang kira-kira 10 menit. Lantas?
Labuan Bajo memang sudah gelap, namun udara masih juga panas dan lembab. Akibatnya rasa haus mendera, sampai membuat Genduk gelisah menatap para pelanggan yang duduk di sebelahnya sedang menikmati jus alpukat dan jus mangga.
Genduk dan suami tergoda. Begitu pesan, mixer begitu cepat tanpa ampun menghancurkan bongkahan es batu dan potongan buah yang mereka pilih.
Sedang enak-enaknya menyedot jus, datang seorang penjual.
"Sarung, Mister?" Seorang pedagang bermata sayu mendekat.
"Nggak, sudah beli 6." Suami Genduk menolak.
"Belum 10, Mister." Si pedagang tetap ngotot menawarkan sarungnya.
"Aku bisa bangkrut, man." Sang bule kesal.
"Mister orang kaya, nggak bisa bangkrut kayak saya." Si pedagang mengira si bule kaya.
Memang ada pendapat dari masyarakat awam bahwa setiap bule itu kaya. Mereka belum pernah lihat bule yang jadi gelandangan, bule yang nyolong atau bule yang harus kerja keras seperti jadi tukang sampah untuk bertahan hidup atau menghidupi keluarganya.
"Kasihan, pak. Dagangannya masih banyak banget." Genduk merasa iba.
"Ah, kamu mulaiiii ... tadi di sana beli sarung, di sini mau beli sarung juga." Suaminya mengingatkan.