Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.
Di Sana Sarung, di Sini Sarung
"Udah jangan pelit, Hunny. Beli satu, ya, pak. Rp.50.000,00 kan?" Bukan bermaksud melawan, Genduk tetap membeli satu sarung lagi. Menurut Genduk, jika satu sarung harganya hanya Rp 50.000,00, sama dengan 3 euro. Jumlah yang kecil. Tambah satu sarung lagi, nggak masalah.
"Nggak bu, seratus, nanti saya tambah doa supaya ibu dan Mister sehat bahagia sampai tua dan ketemu ramadan-ramadan karim supaya masuk surga." Bapak penjual meringis. Gigi-giginya sudah mulai habis. Besok sudah bulan ramadan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Ia berharap kami akan mendapati bulan-bulan tersebut, supaya semakin banyak kebaikan dan amal yang kami lakukan. Bersiap-siap menyambut ramadan mulai dari sekarang, memang perlu dilakukan.
"Tadi aku beli segitu pak, nih, lihat." Genduk memperlihatkan tumpukan sarung. Kebetulan, para pedagang yang tadi menjual 6 sarung, lewat. Tangan Genduk menunjuk pada mereka. Si pedagang menunduk. Genduk tidak tega. Sepakat, seratus ribu; limapuluh untuk sarung, limapuluh untuk bonus doa. Genduk ingin bertemu ramadan-ramadan selanjutnya, mengumpulkan amal ibadah.
Si pedagang kegirangan dan secepat kilat ngeloyor pergi. Suami Genduk geleng-geleng kepala. Di sana sarung, di sini sarung? Iapun buru-buru mengeluarkan uang untuk membayar gorengan dan menggandeng tangan Genduk, kembali ke hotel. Si bule takut akan datang pedagang sarung lainnya dan Genduk beli sarung lagi. (G76)