Kartika Kariono
Kartika Kariono Pengacara

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Upgrade Skill Manajemen Waktu Saat Ramadan

3 April 2023   19:31 Diperbarui: 3 April 2023   19:39 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upgrade Skill Manajemen Waktu Saat Ramadan
Jam saku (Source:Buka Lapak)

You Don't Need more time in your day. You Need To Decide

-Seth Godin-

Katanya sih perempuan itu makhluk multitasking, apalagi setelah peran ibu disematkan. Semua harus serba bisa, bahkan harus merelakan dirinya melebur untuk kepentingan anak, suami bahkan keluarga besar.

Terlebih ibu yang memiliki aktivitas di luar rumah, baik karena bekerja dan kegiatan di masyarakat.

Jika peran domestik saja telah menghabiskan sebagian besar waktu Ibu, apalagi harus mengurus pekerjaan dan beragam aktivitas di masyarakat.

Saya sebagai pekerja serabutan terkadang sangat woles. Sesuai prinsip hidup, mengalir saja bagai air.

Tetapi ternyata hidup saya tidak setenang itu. Seringkali menjadi kalang kabut ketika pekerjaan bertumpuk, merasa waktu sangat tidak cukup, lelah yang begitu mendera yang cenderung jadi mengabaikan kewajiban. 

Menjadi berbahaya jika terkait dengan kepentingan orang banyak. 

Beneran terhanyut dengan kewolesan diri sendiri.

Seringkali memaki diri sendiri "ngapain aja sih seharian ini?" atau "kenapa sih kita gak diberi waktu lebih dari 24 jam?".

Jangan Pernah Takut dengan Kata Terlambat

Saya sempat menertawakan apa sih gunanya time management. Ya sudahlah kerjakan saja sesuai porsi. Belanda masih jauh. He ...he...

Lagian saya juga bukan typical perfectionist apalagi merasa terbeban tanggung jawab. Dalam prinsip saya, sepanjang saya dapat mengerjakannya akan saya kerjakan sebaik-baiknya, jika tidak ya tinggalkan. Paling penting menjaga komitmen dan kepercayaan, jika sudah berjanji bisa ya harus tuntas apapun risikonya.

Tetapi sebagai ibu, tentu saya tidak dapat egois. Dengan semakin bertambahnya usia, makin banyak pula  aktifitas putra semata wayang saya membutuhkan waktu lebih dari saya.

Persoalan kondisi ekonomi keluarga kami, mnembuat kami belum mampu mendelegasikan urusan domestik termasuk antar jemput kegiatannya kepada pihak ketiga. Alasan yang sama juga memaksa saya untuk mengambil beberapa pekerjaan meski ada yang dapat saya kerjakan secara remote

Jika saya menginginkan anak saya bertumbuh, saya pun harus bertumbuh. Jadi, tidak ada salahnya saya upgrade skill saat ramadan ini  untuk mulai belajar time management. 

Bukan hanya anak saya, suami saya, ibu saya ataupun keluarga saya yang butuh saya. Saya juga membutuhkan diri saya sendiri menjalankan tugas kewajiban saya dengan bahagia. Termasuk mencari waktu  untuk  memberi asupan energi positif buat tubuh dan jiwa saya.

Tidak ada istilah kata terlambat untuk belajar, bukan?. Boleh jadi selama ini saya hanya denial terhadap stress akibat tak mampu memanajemen waktu. 

Mencoba  Mengenali Diri Sendiri

Sebagai orang yang pernah berpengalaman di manajemen mutu, prinsip Kaizen Plan, Do, Check, Action menjadi prinsip utama dalam mencoba manajemen, termasuk manajemen waktu.

Plan (Rencana) adalah kunci awal sebuah manajemen. Karena yang akan kita manajemen adalah waktu pribadi, maka penting sekali untuk mengenali diri sendiri. 

Hidup bertahun-tahun dengan diri sendiri rasanya tidak mungkin tidak mengenali kekuatan, kelemahan ataupun kebiasan kita toh?.

Manajemen waktu juga membuat kita mengukur bagaimana gaya hidup kita, mulai dari pola makan, pola belajar, istirahat atau bagaimana karakter kita sesungguhnya untuk mengisi waktu me time. 

Manajemen waktu bukan bertujuan untuk kerja keras bagai kuda, yang dicambuk dan didera untuk mendapatkan hasil paling maksimal. Tetapi justru memaksimalkan waktu untuk dapat produktif, tetapi juga memberi jatah kebahagian untuk tubuh dan pikiran kita.

Menjadi penting  juga untuk mengenali diri untuk mengukur waktu terbaik, saya mencoba melacak waktu optimal energi saya. Mencari tahu waktu yang paling konsentrasi. Karena jam biologis morning person dan night owl tentu sangat berbeda. Faktor kebiasaan bangun pagi dan jadwal rutin keseharian juga sangat menentukan. Hal ini sangat personal dan tentu saja hanya diri kita yang tahu. 

Meski di bulan ramadan  ini agak kesulitan karena waktu aktivitas yang cukup berbeda dari biasanya. 

Tetapi setidaknya menjadi panduan saya memetakan waktu mana energi saya paling optimal, biasa saja atau sangat perlu istirahat sehingga saya dapat mengefisiensi waktu.

Demikian juga karakter extrovert, introvert atau ambivert akan sangat berpengaruh pada alokasi waktu aktifitas saat di dalam atau di luar rumah. Termasuk dalam menghabiskan waktu untuk me time, yang juga perlu tahu apa sih love language kita sendiri agar self reward sebagai bentuk self lovenya lebih tepat.

Sesuaikan Metode dan Tools yang Paling Mudah

Dengan kecanggihan smartphone saat ini, ada banyak pilihan tools yang dapat dipergunakan untuk membantu saya memanajemen waktu. Tetapi karena saya masih dalam tahap upgrade skill saat ramadan ini, tentu saja saya masih mencari pola yang paling tepat buat saya. 

Saat ini, saya masih menggunakan cara manual, dengan menulis di  sebuah buku. Bagi saya, ada perasaan puas tersendiri saat menulis dengan pena, menandainya. Bahkan ini menjadi metime bagi saya sat menikmati melihat aktifitas keseharian saya dengan pena warna-warni terkadang ditambah stiker lucu.

Saya mencoba dengan tahapan yang sederhana Plan, Do, Check dan Action. 

Plan dengan membuat jadwal mingguan yang diturunkan menjadi daftar tugas harian, membuat checklist prioritas harian dan mingguan dengan memakai matrix eisenhower  yang membagi 4 kuadran : penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak, mendesak tetapi tidak penting, tidak penting dan tidak mendesak. Sehingga kita dapat menentukan prioritas (tinggi, sedang, bukan), untuk menentukan  apakah pekerjaan itu dilakukan sendiri dengan  membuat daftar periksa  durasi tugas dan alokasi beban kerja (menggunakan heatmap), termasuk Penentuan pekerjaan yang menggunakan metode pomodoro harian.

Pekerjaan apa yang dapat didelegasikan kepada orang lain atau justru dapat ditunda bahkan tidak perlu dikerjakan, tinggalkan saja.

 Terkadang menjadi beban tersendiri saat menentukan prioritas. Tetapi kita bukan wonder women, gak perlu serakah untuk sempurna di segala hal. Secukupnya dan paling penting tetap menjaga bahagia. Belajar mengikhlaskan untuk melepaskan hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak.

Jika sudah menyusun rencana ya selanjutnta tinggal do it,jalankan saja rencana pekerjaan mengikuti jadwal yang telah kita susunn.

jadwalnya sengaja dibuat harian dan mingguan sehingga dapat kita check, melakukan evaluasi dengan membandingkan antara pelaksanaan dan rencana. Menjadi menyenangkan saat melakukan check ini sekaligus membuat jurnal harian kita. Bahagia saat mencapai target dan turut bersuka cita dalam kegagalan karena kita tahu apa akar masalahnya.

Jika sudah, manajemen waktu adalah proses terus menerus yang terus berkembang. Dari hasil evaluasi kita dapat mengambil langkah pengendalian pada kegagalan-kegagalan pada rencana.  Mengambil action, dari hasil evaluasi kita sudah dapat mengukur kembali apakah prioritas, anggaran waktu kita sudah sesuai dengan kebutuhan dan target kita. Catatan-catatan evaluasi ini menjadi bahan untuk perbaikan plan kita selanjutnya.

Apakah ini hanya berlaku untuk pekerjaan yang menghasilkan uang. Tentu saja tidak, bahkan me time juga dapat kita alokasikan. Dengan penyusunan jadwal kita dapat menentukan waktu luang yang tepat membaca buku atau menulis bahkan menambah waktu pemahaman agama  misalnya. Juga tidak perlu merasa bersalah untuk memberi waktu me time dengan hanya duduk termenung atau menonton drakor. Sesuaikan saja dengan love language masing-masing.

Bagaimana jika tidak sesuai dengan rencana? . Tentu saja akan ada banyak penyimpangan-penyimpangan dari jadwal. Apalagi tahu sendiri kan namanya ibu-ibu seringkali ada kegiatan di luar dugaan. Jalani saja, toh yang punya jadwal kita sendiri. 

Time management ini alat bantu kita untuk mengukur kemampuan diri, waktu yang dimiliki untuk agar kita lebih fokus dan mindfulness menjalankan kewajiban kita sehari-hari. 

Jangan sampai time management ini justru menjadi beban. 

Setidaknya dengan time management menjadikan diri ini tidak merasa bersalah telah membuang waktu percuma, karena kita tahu bahwa apa yang telah kita lakukan memang ada tujuannya dan tercatat. Meningkatkan kepercayaan diri karena merasa lebih produktif dengan mengefisiensi waktu, serta memberi penghargaan kepada diri sendiri untuk berusaha memberi waktu yang cukup untuk me time, memberikan kebahagian sesuai love language dan terpenting membiasakan diri untuk selalu berani membuat keputusan untuk diri sendiri.

Time management juga membuat diri lebih disiplin. Karena dengan time management otak ini akan diajak berfikir kreatif untuk mencari cara termudah untuk mengefisiensi waktu. Kebiasaan ini pun akan berpengaruh dalam kebiasaan budgeting mengatur anggaran belanja dan food preparation

Sepele sih tapi perlu, time management saya pilih sebagai upgrade skill saat ramadan tahun ini. Doakan saya istiqomah. 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun