Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.
Dua Siswa Kami Ngabuburit Sembari Menguatkan Jiwa Kewirausahaan
Yang utama adalah dari sisi mental. Keduanya, saya rasa, memiliki mental yang kuat. Sebab, anak seusia mereka umumnya memiliki rasa malu beraktivitas seperti yang Tony dan Hanafi lakukan.
Apalagi aktivitas itu berlangsung di dekat lokasi sekolah mereka mengenyam pendidikan. Yang, tentu diketahui oleh teman-temannya. Tapi, sejauh ini Hanafi dan Tony tetap melakukannya dengan baik-baik saja.
Dan, sejauh saya mengetahui gambaran teman-temannya di sekolah, baik yang teman dalam satu kelas maupun satu sekolah, tak pernah ada satu kali pun saya mendengar pergunjingan tentang mereka.
Gambaran demikian menunjukkan bahwa teman-temannya memandang positif aktivitas Hanafi dan Tony.
Bahkan, ketika saya sengaja mempercakapkan di hadapan siswa (lain), baik di kelas Hanafi dan Tony maupun di kelas-kelas lain, dalam maksud untuk memotivasi, para siswa terlihat memberi apresiasi dan menyambut baik.
Hanafi, sebetulnya, sudah sejak lama bergerak di bidang kewirausahaan. Sebelum jualan es pada Ramadan ini, ia berjualan cilok keliling dengan motor. Juga sama seperti jualan es ini, ia ikut bos, bos cilok.
Rumah bos cilok justru dekat dengan lokasi sekolah, yang sekaligus dekat dengan rumah Hanafi. Jadi, mereka bertetangga dekat. Setiap hari sepulang sekolah, ia berjualan cilok, hingga malam, sekitar pukul 21.00 WIB.
Terkait dengan kesibukan usahanya yang tersebab oleh kondisi keluarga (ini), saya memotivasinya. Tetap semangat dan terus kerjakan dengan penuh syukur. Tapi, aktivitas sekolah tak boleh diabaikan.
Bahkan, pernah saya menyarankan begini, saat berjualan cilok keliling usahakan membawa buku. Karena, ternyata, ada saatnya ia berhenti di satu lokasi tertentu menunggu pembeli. Saat-saat belum ada pembeli, dapat diselingi aktivitas belajar.
Saat itu, ia menerima saran saya. Hanya, hingga tulisan ini saya buat, saya belum pernah menanyakan tentang hal itu kepadanya. Yang, hingga kini saya lihat adalah ia tetap rajin bersekolah. Sekalipun saya juga melihatnya, ia tampak lelah.