Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.
Dua Siswa Kami Ngabuburit Sembari Menguatkan Jiwa Kewirausahaan
Selama berjualan cilok, Hanafi juga berjualan di sekolah. Saat bersekolah, ia sengaja membawa cilok dalam wadah. Ia memanfaatkan waktu istirahat untuk berjualan.
Bergerak dari satu kelas ke kelas yang lain. Banyak temannya yang membeli. Bahkan, guru dan tenaga kependidikan (GTK) pun ikut membeli. Selalu habis jualannya. Pulang sekolah membawa wadah kosong dan uang.
Tak demikian dengan Tony. Ia hanya bersekolah. "Saya memang sejak Kelas 9 menganggur, ndak ikut jualan," kata Tony saat ditanya melalui WhatsApp.
Hanya, dalam hal bergabung jualan, Tony sudah memulainya sejak Kelas 8. Ia menyebutkan ikut kuliner pasar malam. Juga ikut bos yang sama seperti saat Ramadan ini, berjualan es.
Uang yang didapat (kala itu) ditabung dan untuk membantu orangtua. Saat ini, uang yang didapat dari berjualan es, diakuinya untuk membeli baju baru untuk Lebaran. Selain juga, untuk persiapan masuk SMK, sedikit-sedikit meringankan beban orangtua.
Yang jelas, Hanafi dan Tony tak menyia-nyiakan waktu menunggu berbuka puasa. Mereka berdua ngabuburit sembari menguatkan jiwa kewirausahaan. Sekalipun itu hanya berjualan es milik bosnya.