syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Penulis

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Risalah tentang Idul Fitri

31 Maret 2024   20:13 Diperbarui: 31 Maret 2024   20:18 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risalah tentang Idul Fitri
Dokumen pribadi

Secara substantif, setiap Muslim yang sudah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh, dan di ujung Ramadhan membayar zakat fitrah, diasumsikan dirinya telah kembali ke kondisi fitrah (suci). Dan inilah sesungguhnya inti kemenangan secara spiritual.

Pengertian dasar kata "fitrah" sering diilustrasikan seperti kondisi ketika seseorang pertama kali menghirup udara bumi saat dilahirkan dari rahim ibunya: putih bersih dan suci dari segala noda. Karena itu, kembali ke fitrah kadang diungkapkan dengan kalimat: "kembali ke kondisi seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya."

Secara bahasa, kata majemuk Idul-Fitri (kembali suci atau kembali ke fitrah) lebih bermakna spiritual. Sebab "kesucian yang kembali" itu tidak kasat mata, tak bisa diukur secara matematis.

Dan secara umum, kembali ke fitrah dapat dimaknai dalam dua hal:

Pertama, pada tataran hablun minallah (hubungan vertikal dengan Sang Pencipta), setiap orang yang beridulfitri membuka lembaran baru dalam menata komunikasinya dengan Allah dalam beribadah. Sebuah riwayat menegaskan, beridul-fitri setelah sebulan berpuasa akan mengembalikan seorang Muslim pada posisi seperti bayi yang baru lahir. Yang ke kondisi yang digambarkan seperti tak ada masa lalu.

Kedua, pada tataran hablun minannas (hubungan horizontal dan spiritual dalam pergaulan keseharian antar sesama manusia) berada pada posisi kosong-kosong. Artinya, menghapus (dalam artian memaafkan dan dimaafkan) semua jejak dosa dan kesalahan masa lalu, dan masing-masing memulai dari nol lagi, dalam posisi kosong-kosong.

Jika dua variabel tersebut terpenuhi secara maksimal, itulah makna ungkapan minal-'aidin wal faizin (kembali suci dalam pengertian posisi kosong-kosong dan menjadi pemenang).

*-*-*

Fitrah dan Idul Fitri

Ada ungkapan yang bombastis dan menggairahkan begini: Allah swt konon akan "merasa malu" jika tidak memasukkan ke surga setiap bayi yang meninggal sebelum balig.

Tentu saja ini pernyataan ilustratif yang ekstrem. Sebab Allah swt berhak mutlak memasukkan siapa pun ke surga atau neraka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun