syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Penulis

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Risalah tentang Idul Fitri

31 Maret 2024   20:13 Diperbarui: 31 Maret 2024   20:18 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risalah tentang Idul Fitri
Dokumen pribadi

"...Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya..." (QS Al-Baqarah, ayat 185).

Ayat ini berbicara bulan Ramadhan, dan di akhir Allah swt memerintahkan agar umat Islam menggenapkan bilangan hari puasa, dan memerintahkan bertakbir mengagungkan Allah swt.

Menurut pendapat jumhur ulama, gema takbir Idul Fitri dapat dikumandangkan sejak matahari terbenam di hari terakhir Ramadhan (hari ke-29 ataupun hari ke-30).

Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bertakbir sejak keluar rumah menuju lapangan (atau tempat shalat Idul Fitri), dan beliau terus bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai shalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 5621).

*-*-*

Idul Fitri dan Doa Malaikat

Ada sebuah riwayat dari Rasulullah saw, yang menggambarkan suasana batin di hari raya Idul Fitri, ketika para malaikat berdoa. Rasulullah saw bersabda: "Pada hari Idul Fitri, para malaikat berdiri di pinggir-pinggir jalan, seraya berseru: wahai umat Islam, pergilah menghadap Allah yang memerintahkan perbuatan baik dan memberikan pahala besar. Allah telah memerintahkan kalian berpuasa (Ramadhan), dan kalian telah berpuasa (di bulan Ramadhan), dan kalian telah mentaati perintah Allah swt, maka hari ini, raihlah piala (kemenangan) kalian. Ketika umat Islam selesai menunaikan shalat Idul Fitri, muncul seruan dari langit: pulanglah ke rumah kalian (masing-masing) dalam keadaan telah mendapatkan petunjuk, sebab Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian. Dan di langit, hari Idul Fitri itu dinamai hari (meraih) kemenangan."

*-*-*

Idul Fitri dan Fenomena Mudik 

Tak banyak bangsa di dunia yang memiliki tradisi mudik ke kampung halaman secara massal di hari lebaran. Jika pun ada, mungkin tidak seheboh dan tidak semasif tradisi mudik di Indonesia.

Khusus di Pulau Jawa, dan dalam keadaan tertentu juga di Sumatera, mudik menjelang Idul Fitri telah menjadi ritual tahunan, yang melibatkan dan menyibukkan hampir seluruh sumber daya nasional, khususnya otoritas atau aparatus negara yang berkaitan dengan transportasi. Dan ciri utamanya adalah bermacet-macet ria di jalan-jalan jalur mudik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun