Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Indahnya Berbuka Puasa di Teluk Kendari

24 Maret 2024   13:39 Diperbarui: 29 Maret 2024   15:45 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indahnya Berbuka Puasa di Teluk Kendari
Suasana di Ruang Terbuka Hijau Puday-Lapulu di pesisir Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (25/1/2023). (Foto: KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS)

Ilustrasi suasana berbuka puasa warga Kendari (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi suasana berbuka puasa warga Kendari (Dokumentasi Pribadi)

Warga yang sedang berbuka puasa pun memperlihatkan kehangatan dan kebersamaan. Mereka berkumpul di sekitar tembok pembatas bersama keluarga dan teman-teman, mencicipi hidangan berbuka yang telah ditunggu-tunggu dengan penuh selera. Suara tawa dan cerita-cerita riang memenuhi udara, menambah kehangatan di antara mereka.

Sementara itu, angin senja yang berhembus dari teluk membawa aroma laut yang menyegarkan, memberikan kesegaran di tengah kehangatan bulan Ramadan. 

Lampu-lampu di kota mulai menyala di bawah langit jingga membuat suasana teluk menjadi nyaman dan romantis. Suasana sore yang tenang dan syahdu semakin menambah kesan magis di Teluk Kendari.

Suara azan yang bertalu-talu dari segala penjuru memecah keheningan senja. Suara itu memanggil umat untuk bersiap-siap menyambut waktu Maghrib, menambahkan nuansa spiritual yang kental di dalam hati setiap orang. Suara azan tersebut menjadi pengingat akan kebesaran Tuhan dan pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan.

Keseluruhan pengalaman Saya di Teluk Kendari sore itu memberikan gambaran yang tak terlupakan tentang kehangatan, kebersamaan, dan ketenangan selama menunggu datangnya  waktu berbuka puasa. 

Suasana damai dan kebersamaan yang tercipta di sana membuat setiap detik berharga dan memberi pengalaman spiritual yang mendalam. Ini adalah momen yang penuh kebaikan dan keindahan, di mana manusia merayakan kebersamaan sambil menyucikan diri dalam ibadah dan refleksi spiritual.

Momen yang begitu berkesan tersebut tidak akan pernah terulang kembali di dalam hidup ini meskipun Saya bisa melakukannya lagi. Buka puasa yang begitu memukau ini telah saya lewati selama 10 kali Ramadan. 

Sepuluh tahun sudah momen yang sungguh memukau tersebut terkubur dalam alam kenangan. Hanya memori  tentang kehangatan dan keindahan Teluk Kendari pada waktu itu yang masih menyala dalam benak.

Ilustrasi pisang ijo, makanan khas berbuka puasa masyarakat Kendari (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi pisang ijo, makanan khas berbuka puasa masyarakat Kendari (Dokumentasi Pribadi)

Namun, di balik semua kehangatan dan keindahan yang dirasakan, satu hal yang pasti: momen berbuka puasa yang begitu indah di Teluk Kendari akan terus diingat saya meskipun sudah puluhan tahun berlalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun