Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Indahnya Berbuka Puasa di Teluk Kendari

24 Maret 2024   13:39 Diperbarui: 29 Maret 2024   15:45 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indahnya Berbuka Puasa di Teluk Kendari
Suasana di Ruang Terbuka Hijau Puday-Lapulu di pesisir Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (25/1/2023). (Foto: KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS)

Teluk Kendari! Bukan Teluk Bayur judul sebuah lagu lawas yang sempat neghits tahun 1980-an. Masyarakat Kendari lebih senang menyebut nama teluk ini sebagai Kendari Beach ketimbang Teluk Kendari.

Kendari Beach merupakan teluk yang berada di tengah-tengah kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Teluk yang membentang di tengah kota ini berbatasan dengan kecamatan Kendari Barat, Mandonga, Poasia, dan Abeli.

Di sekitar Teluk Kendari ini terdapat beragam area untuk publik. Salah satunya adalah Masjid Al Alam yang dibangun tahun 2010. Di sisi timur teluk terdapat Jembatan Teluk Kendari yang menghubungkan wilayah utara dan selatan kota ini. Pemerintahan Kota Kendari telah menjadikan teluk ini sebagai tempat wisata bahari yang menarik di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara ini.

Ramadan merupakan momen terindah yang paling ditunggu di teluk ini, tepatnya saat-saat menunggu waktu berbuka puasa. Selama bulan Ramadan, Teluk Kendari akan menjadi salah satu spot di tengah kota yang paling populer dikunjungi oleh warga. 

Ketika sore hari warga berbondong-bondong menuju teluk dengan kendaraan bermotor. Mereka berkumpul di tepi teluk yang dibatasi oleh tembok yang memisahkan area air laut dengan daratan.

Kendaraan diparkir di area parkir. Di area berbuka puasa para pedagang kuliner lokal sudah membuka lapak mereka yang berdekatan dengan kursi-kursi yang disusun menghadap ke teluk. Tempat ini biasanya sudah terisi penuh satu jam sebelum buka puasa.

Ilustrasi suasana Teluk Kendari menjelang buka puasa (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi suasana Teluk Kendari menjelang buka puasa (Dokumentasi Pribadi)

Kendari Beach pada sore hari keindahannya sungguh memukau. Kapal-kapal dan perahu nelayan meluncur dengan gemulai, menari-nari di atas permukaan air laut yang tenang. 

Sinar matahari sore yang terang mempermainkan warna-warni di atas permukaan air, menciptakan kilauan yang mempesona. Sudut-sudut keemasan menyinari pohon bakau yang menjulang di tepi teluk, menambahkan sentuhan magis pada panorama alam yang menakjubkan.

Baca juga: Ngabuburit di Mana? Kalau Saya Cukup Dalam Kenangan Saja

Bangunan-bangunan di sekitar teluk terlihat seperti berdiri megah di bawah cahaya senja, menciptakan siluet yang memesona di balik langit jingga, menambah dimensi keindahan yang tak terlupakan. 

Semuanya adalah saksi bisu dari kehidupan sehari-hari di sekitar teluk. Mereka seperti melukiskan kesan kedamaian dan kehidupan yang berjalan harmonis di sekitar teluk.

Ilustrasi kendaraan hilir mudik di sekitar Teluk Kendari (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi kendaraan hilir mudik di sekitar Teluk Kendari (Dokumentasi Pribadi)

Sementara itu, di jalan raya di sisi teluk, hilir mudik kendaraan membawa suasana kehidupan kota ke dalam gambaran panorama alam yang damai. Suara gemuruh kendaraan tersebut terbaur dengan riuhnya suara ombak yang pelan, menciptakan harmoni yang unik antara ketenangan alam dengan riuh kehidupan metropolitan.

Selama menungu waktu berbuka tiba, para pengunjung biasanya mengisi waktu mereka dengan menikmati pemandangan Teluk Kendari pada sore hari yang memukau. 

Dari atas kursi plastik keindahan tersebut tidak hanya terlihat, tetapi juga terasa, mengundang siapa pun yang menyaksikannya untuk terpesona dan luluh dengan perpaduan yang indah alam dengan kehidupan manusia.

Ada kapal yang mengangkut penumpang dari daerah lain hendak masuk ke Kota Kendari. Ada juga kapal barang yang hendak keluar meninggalkan Kendari. Tidak ketinggalan juga perahu-perahu kecil dan sampan milik warga lokal yang bolak-balik di sepanjang teluk.

Pemandangan seperti ini selalu dinikmati dengan senang hati oleh warga dari balik tembok pemisah. Mereka duduk berjejer di hadapan tembok tersebut sambil mengobrol dengan teman yang berada di sampingnya. Sesekali terdengar suara tawa berderai memecah keasyikan mereka.

Ilustrasi warga berkumpul di sekitar Teluk Kendari (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi warga berkumpul di sekitar Teluk Kendari (Dokumentasi Pribadi)

Keindahan pemandangan Teluk Kendari dan keramahan warga yang sedang menunggu berbuka puasa sore itu merupakan kenangan terindah dari momen Ramadan yang Saya rasakan langsung di Kota Kendari.

Sebelum ke Kendari, Saya sudah mengumpulkan informasi tentang tempat-tempat yang wajib dikunjungi untuk berbuka puasa ketika berada di kota ini. 

Salah satu tempat yang saya highlight akan menjadi agenda buka puasa adalah Kendari Beach atau Teluk Kendari ini. Informasi lokasi dan kondisi teluk sudah langsung saya kantongi sebagai bekal pengetahuan tentang tentang situasi dan tipikal orang-orang yang akan saya temui nanti.

Saya ditemani dengan rekan kerja menggunakan mobil rental berangkat dari hotel yang kebetulan letaknya tidak jauh dari spot ini. Hotel tersebut berdiri di pinggir jalan yang memisahkan Teluk Kendari dengan area yang menjadi pusat bisnis dan keramaian masyarakat.

Ketika pertama kali menapakkan kaki di Teluk Kendari kesan yang memukau langsung menyelimuti diri saya. Suasana sore di teluk itu begitu damai dan penuh keakraban. 

Saya menyapa beberapa warga yang sudah bercengkerama di atas kursi mereka sambil menyalami mereka. Sementara warga yang lain di sekitarnya terlihat sibuk menyiapkan diri untuk berbuka puasa. Kegembiraan dan keramahan selalu terpancar dari wajah mereka.

Di sepanjang tepi teluk, aktivitas warga yang menunggu buka puasa terlihat begitu beragam. Ada yang duduk bersama keluarga di tepi pantai, menikmati indahnya senja sambil menunggu waktu berbuka tiba. Sedangkan yang lain sibuk berjalan-jalan menikmati udara segar dan pemandangan yang memesona.

Ilustrasi pemandangan Teluk Kendari (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi pemandangan Teluk Kendari (Dokumentasi Pribadi)

Keramahan pedagang kuliner di sekitar teluk juga menjadi salah satu hal yang mencolok. Mereka dengan ramah menyambut pengunjung, menawarkan berbagai hidangan lezat untuk berbuka puasa. Aroma harum pisang ijo, makanan khas Ramadan masyarakat Kendari merangsek ke hidung Saya, mengundang selera untuk segera berbuka.

Tidak hanya itu, suara-suara pengajian yang samar-samar terdengar dari kejauhan menambahkan nuansa spiritual dan ketenangan. 

Teluk Kendari sore itu menjadi tempat di mana indahnya alam bersatu dengan kehangatan dan keramahan manusia. Kemesraan alam dan manusia di sisi teluk semakin berkesan ketika waktu berbuka puasa tiba.

Suasana sepetak lahan di sisi teluk menjadi begitu hidup dan penuh kehangatan. Kali ini para pedagang pisang ijo yang sejak tadi meracik makanan dan menyediakan untuk para pelanggannya mulai bergerak. 

Mereka dengan cekatan mengantarkan makanan khas Makassar yang telah dipesan oleh konsumen langsung ke tempat duduknya. Mereka selalu tersenyum ceria, memastikan setiap pengunjung merasa dihargai dan nyaman.

Ilustrasi suasana berbuka puasa warga Kendari (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi suasana berbuka puasa warga Kendari (Dokumentasi Pribadi)

Warga yang sedang berbuka puasa pun memperlihatkan kehangatan dan kebersamaan. Mereka berkumpul di sekitar tembok pembatas bersama keluarga dan teman-teman, mencicipi hidangan berbuka yang telah ditunggu-tunggu dengan penuh selera. Suara tawa dan cerita-cerita riang memenuhi udara, menambah kehangatan di antara mereka.

Sementara itu, angin senja yang berhembus dari teluk membawa aroma laut yang menyegarkan, memberikan kesegaran di tengah kehangatan bulan Ramadan. 

Lampu-lampu di kota mulai menyala di bawah langit jingga membuat suasana teluk menjadi nyaman dan romantis. Suasana sore yang tenang dan syahdu semakin menambah kesan magis di Teluk Kendari.

Suara azan yang bertalu-talu dari segala penjuru memecah keheningan senja. Suara itu memanggil umat untuk bersiap-siap menyambut waktu Maghrib, menambahkan nuansa spiritual yang kental di dalam hati setiap orang. Suara azan tersebut menjadi pengingat akan kebesaran Tuhan dan pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan.

Keseluruhan pengalaman Saya di Teluk Kendari sore itu memberikan gambaran yang tak terlupakan tentang kehangatan, kebersamaan, dan ketenangan selama menunggu datangnya  waktu berbuka puasa. 

Suasana damai dan kebersamaan yang tercipta di sana membuat setiap detik berharga dan memberi pengalaman spiritual yang mendalam. Ini adalah momen yang penuh kebaikan dan keindahan, di mana manusia merayakan kebersamaan sambil menyucikan diri dalam ibadah dan refleksi spiritual.

Momen yang begitu berkesan tersebut tidak akan pernah terulang kembali di dalam hidup ini meskipun Saya bisa melakukannya lagi. Buka puasa yang begitu memukau ini telah saya lewati selama 10 kali Ramadan. 

Sepuluh tahun sudah momen yang sungguh memukau tersebut terkubur dalam alam kenangan. Hanya memori  tentang kehangatan dan keindahan Teluk Kendari pada waktu itu yang masih menyala dalam benak.

Ilustrasi pisang ijo, makanan khas berbuka puasa masyarakat Kendari (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi pisang ijo, makanan khas berbuka puasa masyarakat Kendari (Dokumentasi Pribadi)

Namun, di balik semua kehangatan dan keindahan yang dirasakan, satu hal yang pasti: momen berbuka puasa yang begitu indah di Teluk Kendari akan terus diingat saya meskipun sudah puluhan tahun berlalu. 

Rasa indah yang melimpah tidak akan bisa diulang dengan sempurna, karena setiap momen memiliki keunikan dan keistimewaan yang tak dapat disamakan.

Sepuluh tahun yang lalu, momen itu menyatu dengan kegembiraan, kebersamaan, dan kehangatan yang begitu murni, menciptakan memorabilia yang tak terlupakan dalam benak saya. 

Meskipun waktu terus berjalan dan suasana Teluk Kendari sudah berubah, keindahan dan kehangatan dari momen berbuka puasa yang begitu mendalam akan terus bersinar di dalam hati Saya, mengingatkan akan keajaiban dan keistimewaan dari setiap momen yang dijalani dalam hidup. Keindahan dari masa lalu selalu menciptakan kesan yang abadi di dalam hati.

Depok, 24 Maret 2024

Oleh: Sultani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun