kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Menu Baru dan Keluarga Baru, "Insight" Buka Puasa Seru di Pedalaman Kalimantan

16 Maret 2025   22:45 Diperbarui: 19 Maret 2025   14:31 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu Baru dan Keluarga Baru, "Insight" Buka Puasa Seru di Pedalaman Kalimantan
Menu Itik dan Belibis Padas Babanam dala Proses Pembakaran | @kaekaha

Sejak menerima tawaran kerja profesional dari salah satu perusahaan consumers good nasional dengan penempatan di Regional Officer Kalimantan yang berpusat di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan lebih dari 2 dekade silam, kebiasaan jalan-jalan ke berbagai pelosok Pulau Kalimantan yang awalnya memang menjadi tugas pekerjaan saya dan tim, ujung-ujungnya malah menjadi candu, hingga saya kesulitan untuk menanggalkan kebiasaan jalan-jalan, apalagi kenangannya!

Keseruan pekerjaan "jalan-jalan" saya, pernah saya spill dalam artikel "Berselancar" di Kompasiana, Berkeliling Indonesia, Mengabadikan Indahnya Keragaman Nusantara yang saya tulis spesial dalam rangka ikut menyemarakkan harlah Kompasiana beberapa bulan silam, silakan klik saja kalau penasaran dengan sensasinya!

Itulah sebabnya, sampai detik ini saya juga masih saja tidak bisa menghapus cita-cita besar saya untuk keliling Indonesia, termasuk menghapusnya dari profil saya di media sosial termasuk Kompasiana. Kenapa bisa begitu?

Cancangan Itik | @kaekaha 
Cancangan Itik | @kaekaha 

Jujur, waktu pertama kali saya deal dengan pekerjaan baru di Kalimantan, sebenarnya saya juga masih merasa insecure dan belum yakin 100 % dengan pilihan yang menurut "bahasa" teman-teman dan sahabat saya, apalagi keluarga besar saya saat itu, termasuk banting setir ekstrim! "Kurang nyaman apa di Jawa?" Kata mereka

Baca Juga Yuk! "Basambang" di Rawa-rawa, Bersama Julak Mamutiki Iwak

Tapi keraguan saya benar-benar berubah 180 derajat menjadi optimisme, setelah saya terbang langsung ke Kalimantan, menginjakkan kaki di buminya, menjunjung tinggi langitnya dan juga menghirup udaranya yang begitu menyegarkan! 

Terlebih lagi setelah bertemu dengan tim kerja yang solid yang sebagian besar ternyata juga anak rantau plus satu lagi, hadirnya Galuh Banjar alias gadis Banjar dalam perjalanan saya menjelajah Kalimantan.

Itik Panggang Digarih | @kaekaha
Itik Panggang Digarih | @kaekaha

Salah satu momentum yang akhirnya benar-benar membuat saya jatuh cinta berat dengan aktivitas jalan-jalan ke pelosok-pelosok nusantara, khususnya di Pulau Kalimantan adalah saat saya dan tim mendapatkan penugasan di kawasan Pahuluan atau Hulu Sungai, beberapa Kabupaten Hulu Sungai di ujung utara Provinsi Kalimantan Selatan yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh perairan darat berupa rawa-rawa dalam.

Ajib! Kami menyaksikan betapa cantik dan kayanya alam, tradisi dan budaya nusantara! Kami benar-benar dibuat takjub dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang hampir 100% wilayahnya di atas rawa. Tempat tinggal, halaman bermain, kandang ternak (kelak dikenal sebagai ternak kerbau rawa) , warung, rumah makan, sekolah, masjid, pasar, balai desa, semuanya di atas air! Luar biasa...

Baca Juga Yuk! Keluarga Gado-gado dan "Kompromi Uniknya" dalam Menu Sahur dan Berbuka 

Kebetulan, kita ke Kota Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah, tepat sepekan setelah memasuki bulan Ramadan. Praktis aktivitas kerja kami yang difasilitasi oleh tim manajemen cabang Barabai , khususnya tim marketing yang sebagian besar memang akamsi alias anak kampung sini atau orang sekitar, semuanya dalam suasana Ramadan.

Cacapan Iwak Sapat Karing | @kaekaha
Cacapan Iwak Sapat Karing | @kaekaha

Meskipun kami disediakan guest house di dekat kantor cabang, tapi kami lebih sering tinggal di rumah-rumah tetua kampung, hingga ritme kerja tim kami yang berjumlah 5 orang juga mengikuti ritme aktivitas khas masyarakat setempat yang 100% muslim. Tiba waktunya salat ya ke masigit (masjid;bahasa Banjar), waktunya buka puasa ya buka rame-rame, begitu juga waktu sahur. Ini yang seru!

Baca Juga Yuk! Semua Menang, Semua Senang di "War Takjil" Pasar Wadai, Banjarmasin 

Di sela-sela aktivitas pekerjaan utama kami, kami juga ikut membaur dengan aktivitas warga seperti mambanjur, yaitu memancing ikan haruan atau Tauman ala masyarakat Banjar yang sangat unik, karena menggunakan umpan anak kodok dan pancingan anak itik. Terus, memeriksa tampiray atau jebakan ikan, termasuk memeriksa perangkat jebakan belibis dan burung ruak-ruak yang saat itu populasinya sangat besar dan dianggap hama. 

Garih Batanak Kuliner Berbahan Dasar Ikan Haruan yang Dikeringkan Sehari | @kaekaha
Garih Batanak Kuliner Berbahan Dasar Ikan Haruan yang Dikeringkan Sehari | @kaekaha

Hasil tangkapan dari seputaran ekosistem rawa inilah yang setiap hari menjadi sumber protein masyarakat setempat, termasuk yang menjadi bahan untuk menu sahur dan berbuka kami. Kecuali itik yang memang dipelihara dan juga belibis yang saat itu sudah mulai ada yang menernakannya, lainnya benar-benar hasil pemberian alam.

Baca Juga Yuk! Mindfull Eating untuk Ramadan dan Kehidupan yang Sehat Penuh Berkah

Dan yang dinanti-nantikan akhirnya tiba! Terus terang, bagi saya pribadi waktu buka dan sahur akan menjadi prime time yang paling saya tunggu, karena pada momen-momen itu, selain kita bisa bercengkrama merasakan kehangatan khas Urang Banjar Pahuluan yang sudah seperti keluarga sendiri, kita juga akan mendapatkan kejutan-kejutan menyenangkan yang sebelumnya nggak pernah kami duga sama sekali! Apa itu?

Sajian kuliner-kuliner autentik khas kampung yang unik, enak dan tentunya bercitarasa juara yang diolah dari hasil tangkapan kami, hingga menjadikan pengalaman buka puasa dan sahur kami bersama warga sekitar semakin menyenangkan dan menjadi momen sarat makna yang tak terlupakan!

Katupat Kandangan dengan Lauk Utama Ikan Haruan Babanam | @kaekaha
Katupat Kandangan dengan Lauk Utama Ikan Haruan Babanam | @kaekaha

Saya bilang kejutan, karena menu yang disajikan memang benar-benar menu kuliner tradisional khas Banjar Pahuluan yang nama-namanya saja saat itu belum pernah kami dengar, maklum kami semuanya memang datang dari luar Kalimantan. Tapi jangan salah soal rasanya, sedapnya nggak ada obat kawan!

Sebut saja menu Itik/Belibis Padas Babanam atau Itik/Belibis Pedas Bakar, Cancangan Itik atau cincangan Itik, Tauman/Haruan Babanam, Cacapan Sapat Karing, Garih Batanak, Beragam pais atau pepes ikan, Katupat Kandangan, Pakasam dan banyak lagi yang lainnya, sayang saya banyak yang sudah lupa nama-namanya.

Baca Juga Yuk! Lho Mbah, Arah Kiblat Sholatnya Kok ke Arah Barat? 

Uniknya, kalau diperhatikan, ternyata sebagian besar bahan pangan yang diolah untuk menu berbuka dan sahur, sebagian besar merupakan hasil dari sungai dan rawa. Bahkan, kami sama sekali tidak menyadari, kalau kami tidak sekalipun menemukan menu dari bahan ayam yang sebelumnya menjadi favorit kami semua dan kerennya, kami sangat menikmati ini semua!

Buka Bersama alias Bukber Bersama Warga Ternyata Sangat luar Biasa Nikmat dan Manfaatnya | @kaekaha
Buka Bersama alias Bukber Bersama Warga Ternyata Sangat luar Biasa Nikmat dan Manfaatnya | @kaekaha

Beberapa saat menikmati indahnya tradisi Ramadan berikut pernak-pernik khasnya di Hulu sungai, benar-benar menjadi salah satu episode bekerja sambil jalan-jalan terbaik kami, begitu juga pengalaman bersahur dan berbuka dengan hasil tangkapan kami sendiri yang diolah menjadi beragam kuliner khas Urang Banjar Pahuluan, jelas menjadi episode sahur dan berbuka sarat makna terbaik yang pernah kami nikmati.

Cobalah keluar, sesekali nikmati bersahur dan berbuka dengan "orang lain", karena akan selalu ada menu baru dan keluarga baru yang akan menjadikan aktivitas sahur dan berbuka menjadi lebih berwarna dan sarat makna! (BDJ16325)

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai,
Banjarmasin nan Bungas!!

 

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

20 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Mudik Ramadan Makin Nyaman, Naik Kereta Aja

kai  blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 18 
21 Mar 2025

Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 19
22 Mar 2025

Fiksi Cerpen
Ramadan dan Keluarga

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 20
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun