Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon
[Cerpen] Bandit Bertopeng Sarung
"Ayo cepat kejar Bandit itu, jangan sampai lepas melewati sungai," perintah Kapten.
"Siap, Kapten," Prajurit menjawab dengan kompak.
Bandit merasa bahagia sekali ketika sampai ke jembatan. Perlahan langsung meniti jembatan kayu dengan hati-hati. Permukaan jembatan basah oleh sisa hujan.
Si Bandit sangat pelan menapakan kaki. Mendapatkan keseimbangan dengan beban barang bawaan yang berat sungguh menyulitkan.
Si Kapten kemudian menyusul sampai ke jembatan. Kaki lebih lincah meniti jembatan kayu. Si Bandit hanya tinggal beberapa langkah di depannya.
"Jangan harap bisa menangkapku," kelakar si Bandit yang sudah sampai di ujung jembatan.
Si Bandit mulai iseng. Di ujung jembatan kakinya menghentak-hentak. Membuat jembatan kayu bergoyang. Kapten sudah sampai di tengah jembatan tidak terpengaruh, begitu juga dengan prajurit pertama yang sudah menyusul.
"Jangan digoyang-goyang, aku tidak bisa berjalan," kata Prajurit dua yang merasa kesulitan.
Jembatan kayu yang bergoyang membuat Prajurit dua kehilangan keseimbangan. Kaki salah langkah dan terjun ke dalam sungai.
Byurrr... Percikan air sungai terlontar ke atas ketika tubuh gembul itu terjatuh.
"Rasakan!" teriak si Bandit sambil ngacir.