Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon
[Cerpen] Bandit Bertopeng Sarung
Kapten dan Prajurit satu tertawa dengan puasnya. Kali ini si Bandit tidak bisa lolos dari kejarannya.
Si Bandit kemudian diseret menuju gerbang desa. Kesal sekali tidak bisa lolos kali ini.
Saat si Bandit merontah, ujung tali di tangan Kapten terlepas. Ia langsung berlari.
"Bruk!!!" baru beberapa langkah tubuh si Bandit menghantam sesuatu.
Rupanya tubuh lelaki tambun berbuju lengan panjang berwarna putih dengan sarung kotak-kotak.
Wajah Bandit mendongak ke atas. Tangan lelaki itu langsung menarik sarung yang menutupi wajah si Bandit.
"Halah, kalian lagi," katanya sambil geleng-geleng kepala.
Wajah si Bandit dengan perawakan kurus dengan hidungnya yang lancip itu nyengir bagai kuda.
"Assalamualaikum, Kiyai" kata Si Bandit. Kemudian ia membuka kain sarung yang masih menutupi kepalanya.
Si Bandit, Kapten, dan Prajurit satu rebutan meraih tangan Kiyai, bersalaman dengan mencium punggung tangan.
"Disuruh ke pasar malah main-main. Kalian kan puasa, jangan main kejar-kejaran. Nanti capek lagi," kata Kiyai.