Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon
[Cerpen] Bandit Bertopeng Sarung
Kapten dan Prajurit satu berhasik melewati sungai. Jarak semakin dekat dengan Si Bandit.
"Waduh... tolong...." teriak Bandit ketika tangan Kapten berhasil menepuk pundaknya.
Namun Si Bandit masih bisa lolos. Tubuhnya yang ramping mudah berkelit.
"Jangan harap bisa menangkapku. Aku Bandit selincah kijang," katanya berkelakar.
Belum juga menutup mulutnya, sebuah tali melingkar terbang di atas kepala dan berhasil menangkapnya. Tali yang dilempar Kapten berhasil mengikat tubuh si Bandit.
"Aku tidak boleh tertangkap. Gerbang perbatasan desa sudah dekat," kata si Bandit.
Kapten menarik tambang dengan kerasnya. Si Bandit jadi tertahan dan tidak bisa kabur. Apes sudah nasib Bandit di tangan Kapten.
Prajurit satu langsung merampas bungkusan karung. Secepatnya tangan si Bandit di ikat dengan tali. Kini si Bandit tidak bisa berkutat. Tali sudah melilit di tubuhnya.
"Sekarang kamu tebus kesalahanmu di penjara!" kata Kapten.
Si Bandit merontah ingin meloloskan diri. Gerbang desa hanya beberapa langkah lagi. Jika bisa menyebranginya, Si Bandit bisa lolos dari jerat hukuman.
"Tolong aku.... Ah... Sakit," teriak Si Bandir merontah-rontah.