RAMADAN

Sekadar Teks Tertulis yang Kacau

14 Maret 2024   21:51 Diperbarui: 19 April 2024   14:40 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekadar Teks Tertulis yang Kacau
DOK. PRI

Kontrol atas tubuh dipahami sebagai strategi permainan yang dibentuk oleh diskursus demi kuasa, dari satu sumbu ke sumbu yang lain. Antara 'sensasi' dan 'kompromi' melalui skenario yang diramu sedemikian rupa.

Dari sini, relasi kuasa berhadapan dengan ironi, citra fatamorgana gurun pasir, keindahan retorika, dan ketidakpercayaan.

Sebuah representasi gambar yang pincang dan kabur. Suatu aliran warna yang tegas menghilang dalam tanda kuasa.  

Sebuah pengetahuan tentang drama terakhir dari tyrannus infinitus. Kuasa di depan kemiripan obyek yang rancu, ketaklidan yang membuta, dan kepatuhan yang sinis.

Di sana, ditemukan pula kilatan gambar yang samar di balik peristiwa kelam dari kekerasan, yang terkubur dalam-dalam atas nama rekonsiliasi. 

Dalam ketidakhadiran indera untuk mencium bau aneh, suatu pergerakan tanda hasrat dalam kerawanan figur geometris. Citra metamorfosis dibawa keluar dari teks tertulis karena peristiwa tidak lebih dari opini-opini. 

Perpaduan antara citra gurun pasir yang luas dan citra fatamorgana memantulkan turunan atau tiruan juga keluar dari apa yang direpresentasikan yang bukan dalam pemantulan dirinya dari obyek nyata sepanjang seseorang melihatnya sebagai pelintasan subyek dengan melihat pantulan; sebagian peristiwa berbicara kepada kita tentang apa yang nampak dalam selera masih bergema luas dalam citra artifisial muncul sebagai ruang nyata. 

Di situlah, selera sesuai dengan isyarat tubuh, yakni memiliki ukuran, warna, modal dan sirkulasi, karena itu pengalaman berakhir dalam penampakan nyata dari obyek yang dipantulkan sesaat dan dialirkan kembali di dalam celah arus-arus produksi citra. 

Pada momen pergerakan hasrat di antara cahaya tipis, yang direnggut permukaan tubuh di akhir lingkaran malam yang lengang, tanpa citra yang dibentuk oleh tanda. 

Di ruang yang terakhir, cahaya dan bayangan dicapai dalam luapan godaan mematikan dari realitas yang telah tercemar, sebuah noktah hitam memenuhi sebuah gambar yang kabur. 

Ia akan dibersihkan dengan proses penodaan yang berlarut-larut; dihapus oleh kilatan cahaya menerobos ruang. Sementara, aliran hasrat di antara citra muncul dalam cahaya melawan nafsu. Ia mengalir dalam kedalaman moral yang kosong, titik dimana kegelapan dan guyuran cahaya ditengahi oleh tubuh yang monoton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun