RAMADAN

Sekadar Teks Tertulis yang Kacau

14 Maret 2024   21:51 Diperbarui: 19 April 2024   14:40 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekadar Teks Tertulis yang Kacau
DOK. PRI

Terhadap persfektif “gurun pasir” sebanyak jejak-jejak dari kafilah-kafilah yang tidak terputus menantang bayangannya. 

Ketika monumen tanpa museum dan sejauh hamparan gurun pasir di kaki langit paling luas; jejak-jejak dan teka-tekilah yang tidak memiliki bayangan semu, berakhir ketika fatamorgana yang dibungkam oleh cahaya di malam panjang. 

Begitulah, tulisan menunjukkan dirinya sebangsa ‘tanda’; pergerakan gambar tidak terlihat dari jarak dekat sehingga kita dapat menyatakan gagasan tentang ketidaksubliman seni, ia berada dalam batas terjauh dimungkinkan terbentuknya suatu ”dunia bayangan tulisan”. 

Oleh karena itu, gagasan tentang kesilauan dari bayangan obyek “gurun pasir” tidak dapat mengkonstelasikan dan mereproduksi dirinya dengan simbol “kafilah,” onta atau keledai.

Sedangkan, dunia tulisan, akhirnya ditemukan lagi dalam aliran darah sejalan dengan aliran hasrat dan aliran modal. Selain itu, ‘proyeksi’, ‘identifikasi’ dan ‘penampilan’; dan dunia ‘nyata’ dibangun atas kemampuan kita mengasuh dua beban teror cermin, yakni diferensi dan konstelasi

Kevakuman tidak berarti kekosongan. Ia semata-mata sebagai suatu titik pantul dari bidang luas sebuah potongan gambar yang terhalang untuk diingat kembali melalui tulisan.

Kadangkala kerangka dasar pikiran mengenai ‘tulisan libidinal’ dalam menggapai “tubuh” yang akan dilintasi permukaannya. Saya kira, setiap tulisan yang lengah dari teka-teki peristiwa justeru akan diambil-alih oleh tubuh.

Satu diantaranya, melalui jari-jemari kita tiba-tiba mengedit atau meralat kata-kata menjadi "jelas" sesuai dengan apa yang ada di kepala penulis. Di situlah, tulisan dengan kata-kata yang jelas atau samar terbebas dari cara berpikir pembaca.

Tulisan dengan kata-kata yang samar bukan semata-mata memberikan makna yang tidak stabil dan tidak pasti, tetapi menambah berlarut-larutnya ketidakhadiran rujukan di tengah berlangsungnya peristiwa atau realitas tertentu. 

Dari posisi yang lebih terbuka, mungkin aliran tulisan dan aliran hasrat membungkam pikiran menjadi kegilaan setelah Cogito Descartes.

Lalu, tulisan yang tidak jelas akibat keterlambatan menangkap serangkaian spatium-vacuum dalam lintasan dan jejak-jejak malam yang melimpahruah. Sejak huru-hara pertentangan kembali memudar di tengah tulisan tentang peristiwa penting akan bersentuhan dengan eikon (citra) dan digantikan dengan tanda dan jejak menjaring kata-kata dan gambar tipuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun