RAMADAN

Sekadar Teks Tertulis yang Kacau

14 Maret 2024   21:51 Diperbarui: 19 April 2024   14:40 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekadar Teks Tertulis yang Kacau
DOK. PRI

Sebelumnya, krisis moneter, akhirnya jeblok ke tingkat pertumbuhan ekonomi negatif. Rentetan kerusuhan sosial meledak seantero negeri. Selanjutnya, gejolak hasrat massa (mahasiswa, rakyat) melawan hasrat untuk kuasa menandai suksesi kepemimpinan nasional.

Rupanya, hasrat massa menghadapi tiga hak yang terjalin kelindang.

Rezim diskursus yang dibentuk oleh kuasa, demonstrasi dan pergerakan massa lainnya diliput oleh media, diantarnya melalui fotografi atau tulisan, penculikan hingga penembakan mahasiswa atau aktivis sebagai bentuk teror maupun teror dalam pemikiran yang berbeda.

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa kita melihat akhir dari rezim kuasa negara tanpa tiruan dan kemiripan saling berinteraksi dengan tezim diskursus. Hasrat dan tubuh yang terjinakkan (selain para aktivis dinyatakan gugur dan hilang) makin hari makin ”binal” dan tidak terkendali. 

Rezim penggandaan tanda menutupi titik celah antara pergerakan aliran tulisan dan aliran hasrat. Aliran tulisan dan aliran gambar bergerak melalui tubuh menuju tanda bebas yang dimainkan.

Tetapi, materialitas kesadaran melalui fotografis berupa model dan lukisan tidak lebih hidup  tanpa tulisan. Sebuah lukisan tetap menjadi lukisan, fotografis tetap sebagai fotografis. 

Berkaitan dengan hal ini, pada saat tertentu, aliran tulisan dan aliran gambar saling mengisi satu sama lain.

Saat lain, tubuh memisahkan dirinya dengan relasi dan representasi. Kita seringkali meraba-raba lintasan dan jejak dengan pertanyaan remeh, seberapa luaskah teka-teki jika terdapat obyek figur atau gambar tertentu diantara jurang subyek dan obyek yang kita bayangkan sendiri tidak tertuntaskan, sekalipun tulisan dikucilkan di saat malam terjaga, gambar tiruan tetap menyimpan teka-teki di balik tubuh atau benda-benda luar. 

Kemudian, tulisan dikacaukan oleh persfektif tunggal teoris (mengapa muncul terorisme?). Teroris bersolo karir melalui persfektif tunggal.

Bukan hanya tubuh, mimpi dan pikirannya dikuras sedemikian rupa oleh realitas. Seluruh obyek yang direpresentasikan dari serangkaian gambar buram, figur pujaan yang samar dan teks yang dibaca mengalami ketidakhadiran subyek (pikiran), akhirnya menemukan dirinya sebagai rezim kebenaran digiring dalam kesadaran buruk. 

Memang betul, aliran tulisan dan aliran hasrat melalui tubuh. Suatu aliran gambar yang keras akan menyentuh tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun